Kepala BNN Kota Cimahi, Yulius Amra /Dok Pribadi
Kehadiran figur ayah sebagai garda terdepan dalam membentuk karakter anak dinilai sangat penting seiring masifnya tantangan yang dihadapi generasi muda, mulai dari pergaulan bebas hingga ancaman penyalahgunaan zat terlarang.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Cimahi, Yulius Amra menyatakan, peran ayah tidak terbatas pada fungsi ekonomis semata, tetapi juga figur panutan dan pembimbing utama bagi anak. Ayah ibarat "nakhoda kapal keluarga" yang bertanggung jawab mengarahkan anak menuju masa depan lebih baik.
"Kalau anak terlibat dalam pergaulan yang tidak benar, itulah peran ayah sangat penting," ucap Yulius saat dihubungi RMOLJabar, Sabtu, 24 Mei 2025.
Ia menilai, keterlibatan ayah secara aktif dalam komunikasi, kasih sayang, serta pengawasan dapat menjadi benteng utama untuk melindungi anak dari pengaruh lingkungan yang merusak.
Selama ini, lanjutnya, masih banyak keluarga yang menyerahkan tanggung jawab pengasuhan sepenuhnya pada ibu. Padahal, keterlibatan emosional dan intelektual ayah sama pentingnya.
"Kita tidak bisa hanya mengandalkan ibu dalam pola asuh. Ayah juga harus hadir bukan hanya secara fisik, tapi juga emosional dan intelektual," terangnya.
BNN Kota Cimahi turut menyoroti keberadaan tempat-tempat berkumpul yang rentan disalahgunakan pelajar, seperti "warung bunda" di kawasan Kalidam. Ia menyebut tempat tersebut sering dijadikan lokasi bolos sekolah, bahkan diduga menyediakan minuman keras dan ruangan tertutup.
"Warung bunda itu menjadi tempat yang rawan, dan banyak orang tua tidak sadar bahwa anak-anak mereka tidak berada di sekolah seperti yang dikira," kata Yulius.
Fenomena tersebut menunjukkan lemahnya pengawasan anak dari semua lini, baik sekolah, masyarakat, maupun keluarga. Karena itu, Yulius menegaskan, keterlibatan orangtua, khususnya ayah, semakin penting untuk memutus rantai kenakalan remaja.
"Peran orang tua terutama ayah menjadi semakin krusial dalam memutus mata rantai kenakalan remaja," tegasnya.
Upaya mencegah penyalahgunaan narkoba dan kenakalan remaja tidak bisa hanya dilakukan BNN. Inisiatif Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Cimahi menjadi salah satu mitra penting dalam menyuarakan urgensi penguatan peran keluarga.
"Program-program pemberdayaan keluarga yang melibatkan ayah sebagai aktor utama dalam pendidikan anak harus terus didorong," ujar Yulius.
Berdasarkan catatan DP3AKB, banyak ayah belum menyadari mereka memiliki posisi strategis, terlebih di era digital yang membuka akses luas bagi anak-anak terhadap informasi dan pergaulan, baik positif maupun membahayakan.
Dalam konteks tersebut, Yulius juga mengajak para remaja untuk lebih fokus pada masa depan dan menjauhi hal-hal yang bisa merusak diri mereka, seperti geng motor liar dan pergaulan bebas.
"Belajar dengan baik, berikan kebanggaan kepada orang tua supaya menjadi anak-anak generasi emas 2045. Buatlah kreativitas dan inovasi. Hindarilah pergaulan yang tidak benar," pungkasnya.
Seruan tersebut bukan sekadar ajakan formalitas, tetapi panggilan nyata untuk membangun kesadaran kolektif, di mana keluarga dengan ayah yang hadir dan terlibat secara aktif adalah benteng utama dalam mencegah kehancuran generasi muda.