Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Investor Ramai-ramai Lepas Dolar AS, Greenback Langsung Anjlok

SABTU, 24 MEI 2025 | 08:06 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) kepada Uni Eropa membuat mata uang Dolar AS merosot terhadap hampir semua mata uang utama.

Investor ramai-ramai melepas mata uang tersebut menyusul pernyataan Trump yang akan menetapkan tarif sebesar 50 persen terhadap Uni Eropa mulai 1 Juni mendatang.
  
Dalam unggahan di akun media sosialnya, ia mengatakan, "Uni Eropa sangat sulit diajak bekerja sama" dan bahwa "pembicaraan kami dengan mereka tidak mengalami kemajuan."


Selain ancaman tarif 50 persen untuk barang-barang Uni Eropa, Trump juga mengancam akan mengenakan tarif  25 persen terhadap iPhone buatan Apple yang tidak diproduksi di AS. 

Indeks Dolar AS (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun 0,8 persen menjadi 99,09, menyentuh level terendah tiga minggu. 

Dalam sepekan, indeks ini telah turun 1,9 persen, menandai penurunan mingguan terbesar sejak awal April.

Analis mengatakan, yang membebani Dolar AS saat ini adalah hilangnya kepercayaan terhadap kebijakan AS. 

"Perang dagang yang berlangsung membuat negara-negara mulai mengevaluasi kembali ketergantungan mereka pada Amerika Serikat," ujar Elias Haddad, ahli strategi pasar senior di Brown Brothers Harriman di London,dikutip dari Reuters. 

Dolar melemah 1 persen terhadap Yen Jepang yang dikenal sebagai mata uang safe haven, menjadi 142,48, setelah sebelumnya sempat menyentuh level terendah dua minggu. 

Dalam sepekan, Dolar AS turun 2,2 persen terhadap Yen.

Euro menguat 0,8 persen terhadap Dolar AS menjadi 1,1363 Dolar AS. Sebelumnya Euro menyentuh level tertinggi dua minggu, dan berada di jalur untuk kenaikan mingguan terbesar dalam enam minggu terakhir.

Pasar saham AS juga mengalami penurunan bersamaan dengan melemahnya Dolar.

Jayati Bharadwaj, ahli strategi valuta asing global di TD Securities, mengatakan bahwa pelemahan dolar dan saham secara bersamaan menyoroti kegagalan dolar untuk berfungsi sebagai mata uang safe haven sepanjang tahun ini.

Poundsterling menguat 0,9 persen terhadap Dolar AS menjadi 1,3533 Dolar AS setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun. 

Dalam sepekan, pound naik 1 persen, mencatatkan kenaikan mingguan terbesar dalam lima minggu terakhir.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya