Berita

Kondisi areal persawahan di Desa Sukorejo, Tegowanu, Grobogan, Jawa Tengah, yang masih terendam banjir, Jumat 23 Mei 2025/Istimewa

Nusantara

Petani Grobogan Rugi Miliaran Gara-gara Kebanjiran

JUMAT, 23 MEI 2025 | 16:17 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Banjir di Desa Sukorejo, Grobogan, Jawa Tengah, memang telah berangsur surut. Para pengungsi pun kembali untuk membersihkan rumah mereka dari sisa genangan banjir.

Namun, banjir ini telah membuat para petani merugi hingga miliaran rupiah. Sebab, areal pesawahan garapan mereka masih tergenang air cukup tinggi, mencapai 1 meter.

Dapat dipastikan, tanaman padi milik para petani yang baru berusia 25-30 hari mati akibat terendam air. 


Sekretaris Desa Sukorejo, Joyo Prayitno mengatakan kerugian petani akibat bencana banjir mencapai miliaran rupiah. Karena biaya operasional pertanian cukup tinggi. 

"Rata-rata per hektare menghabiskan dana setidaknya Rp9 juta, sementara total area pertanian yang terdampak setidaknya lebih dari 200 hektare," ungkapnya, dikutip RMOLJateng, Jumat 23 Mei 2025.

Para petani berharap ada bantuan operasional tanam padi ulang. Agar dapat meringankan beban petani di Desa Sukorejo Kecamatan Tegowanu Grobogan. 

Terpisah, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, Amin Nur Hatta mengatakan, untuk menentukan puso pihaknya akan melakukan observasi lapangan 3 hari pascabanjir.

"Tujuannya untuk memastikan kondisi serta melakukan pendataan untuk disajikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui BPBD Grobogan. Data tersebut sebagai bahan acuan pencairan bantuan," paparnya. 

Selain itu, Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan juga akan berkolaborasi dalam memberikan bantuan terhadap petani terdampak banjir. 

"Bantuan bisa berupa bibit ataupun obat-obatan yang dapat membantu petani pulih dan kembali tanam," pungkasnya. 

Banjir yang melanda Sukorejo dan Ketangirejo terjadi sejak Jumat lalu, 16 Mei 2025 akibat jebolnya tanggul Sungai Renggong serta adanya luapan dari Sungai Klitih dan Tuntang hingga mengakibatkan ratusan warga terdampak.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya