Berita

PM India Narendra Modi/Net

Dunia

PM India Ancam Hentikan Pasokan Air ke Pakistan

JUMAT, 23 MEI 2025 | 12:41 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan secara tegas bahwa Pakistan tidak akan lagi menerima pasokan air dari sungai-sungai yang menurutnya merupakan hak India. 

Pernyataan ini disampaikan pada sebuah acara publik di Rajasthan, sebulan setelah serangan mematikan di wilayah Kashmir India yang menyebabkan ketegangan antara kedua negara meningkat tajam.

"Pakistan harus membayar harga yang mahal untuk setiap serangan teroris. Militer Pakistan akan membayarnya, ekonomi Pakistan akan membayarnya," ujar Modi, mengacu pada serangan 22 April lalu yang menewaskan 26 orang, sebagian besar wisatawan Hindu, seperti dikutip dari Reuters pada Jumat, 23 Mei 2025.


Sebagai langkah balasan, India menangguhkan Perjanjian Perairan Indus yang telah berlaku sejak 1960. Perjanjian ini, yang dimediasi oleh Bank Dunia, mengatur pembagian aliran air dari enam sungai di kawasan Indus antara India dan Pakistan. 

Air dari tiga sungai utama, Indus, Jhelum, dan Chenab, menyediakan pasokan vital untuk sekitar 80 persen kegiatan pertanian di Pakistan.

Meski demikian, pihak Pakistan melalui Menteri Keuangan menyatakan bahwa penangguhan ini tidak akan memberikan dampak langsung apa pun terhadap ketersediaan air di negaranya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar, menegaskan bahwa operasi militer India terhadap kelompok teroris akan terus berlanjut. 

"Jika teroris berada di Pakistan, kami akan menyerang mereka di tempat mereka berada," kata dia dalam sebuah pernyataan. 

Jaishankar juga menyebutkan bahwa gencatan senjata yang disepakati pada 10 Mei sebagian besar telah berjalan, dengan tidak ada baku tembak aktif dan telah terjadi beberapa reposisi pasukan yang sesuai.

Hubungan antara India dan Pakistan terus memburuk sejak keduanya merdeka dari kekuasaan Inggris pada 1947. Kedua negara telah berperang sebanyak tiga kali, dua di antaranya disebabkan oleh sengketa wilayah Kashmir. 

India juga terus menuduh Pakistan mendukung kelompok separatis di Kashmir, tuduhan yang dibantah keras oleh Islamabad.

Sebagai bagian dari rangkaian tindakan balasan pasca-serangan April, India telah menangguhkan perdagangan bilateral, menutup perbatasan darat, dan membatasi pemberian visa kepada warga Pakistan.

Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Pakistan atas pernyataan terbaru Modi dan Jaishankar.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya