Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Imbal Hasil Obligasi Amerika Melemah, Wall Street Ditutup Mendatar

JUMAT, 23 MEI 2025 | 08:28 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bursa ekuitas Wall Street bervariasi setelah DPR Amerika Serikat (AS) meloloskan RUU pajak dan belanja yang diusulkan Presiden Donald Trump.

Indeks S&P 500 dan Dow berakhir mendatar, sementara Nasdaq naik tipis pada penutupan perdagangan Kamis 22 Mei 2025 waktu AS.

Sebelumnya, ketiga indeks utama Wall Street membukukan penurunan persentase harian terbesar dalam sebulan karena imbal hasil US Treasury melonjak dipicu kekhawatiran utang AS.


Dikutip dari Reuters, Dow Jones Industrial Average ditutup turun hanya 1,35 poin menjadi 41.859,09. 

Sementara S&P 500 menyusut 2,60 poin atau 0,04 persen menjadi 5.842,01. Sedangkan Nasdaq Composite Index menguat 53,09 poin, atau 0,28 persen, menjadi 18.925,74. '

Kekhawatiran baru-baru ini tentang defisit Amerika mendorong lonjakan imbal hasil US Treasury dan menekan saham. 

Investor terus mencermati pasar surat utang global setelah kongres AS  meloloskan RUU pajak "big beautiful" yang diusulkan Presiden Donald Trump. 

RUU tersebut akan menambah sekitar 3,8 triliun Dolar AS ke utang pemerintah federal sebesar 36,2 triliun Dolar  AS selama dekade berikutnya. 

Investor juga mempertimbangkan dampak tarif Trump terhadap impor Amerika, termasuk pada harga konsumen.

Delapan dari 11 subsektor S&P 500 ditutup lebih rendah, dipimpin saham utilitas, perawatan kesehatan, energi, dan consumer staples. Sementara, saham consumer discretionary, jasa komunikasi, dan teknologi menguat.

Saham Nvidia, Amazon, dan Tesla, menguat. Saham Alphabet melonjak 1,3 persen setelah menyentuh level tertinggi hampir tiga bulan. Saham Apple ditutup melemah 0,36 persen.

Snowflake melambung lebih dari 13 persen setelah perusahaan cloud computing itu menaikkan perkiraan pendapatan produk tahun fiskal 2026. Saham Nike melonjak 2,18 persen

Jumlah saham yang turun melebihi yang naik dengan rasio 1,17 banding 1 di NYSE . Ada 68 titik tertinggi baru dan 99 titik terendah baru di NYSE .

S&P 500 membukukan empat titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan sembilan titik terendah baru sementara Nasdaq Composite mencetak 49 titik tertinggi baru dan 109 titik terendah baru.

Volume di bursa Wall Street tercatat 16,09 miliar saham, dibandingkan rata-rata 17,56 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya