Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Pasar Waspada Usai Moody’s Turunkan Peringkat Kredit AS

SENIN, 19 MEI 2025 | 07:08 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) ternyata bukan menjadi hal yang paling menakutkan bagi investor.

Investor mulai ancang-ancang menentukan langkah di  awal pekan ini, setelah lembaga pemeringkat utang, Moody's Investors Service resmi menurunkan peringkat kredit pemerintah AS dari AAA menjadi AA1 baru-baru ini. 

Penurunan ini menandai berakhirnya status "triple-A" dari Moody's, yang sebelumnya masih bertahan dibanding dua lembaga lainnya, Standard & Poor's dan Fitch Ratings.


Moody's menilai lonjakan beban utang dan meningkatnya biaya bunga - yang kini secara material di atas negara-negara lain dalam tingkat peringkat yang sama - sebagai penyebab utama koreksi peringkat.

"Penurunan satu tingkat ini mencerminkan tren jangka panjang peningkatan rasio utang dan pembayaran bunga ke level yang jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara dengan profil kredit serupa," tulis Moody's dalam pernyataan resminya.

Menurut lembaga tersebut, defisit federal diperkirakan akan mencapai sembilan persen dari PDB pada 2035, naik dari 6,4 persen pada 2024, sementara utang diproyeksikan akan naik menjadi 134 persen dari PDB dalam jangka waktu tersebut. 

Pembayaran bunga bisa menyerap hingga 30 persen dari pendapatan federal pada tahun yang sama, tiga kali lipat dari level 2021.

Kenaikan ini terutama dipicu oleh melonjaknya pembayaran bunga atas utang, belanja jaminan sosial yang terus naik, serta proyeksi pendapatan negara yang relatif stagnan. Di sisi lain, rasio utang pemerintah terhadap PDB juga diproyeksikan meningkat tajam, dari 98 persen pada tahun ini menjadi sekitar 134 persen pada 2035.

Meski demikian, Moody’s menekankan bahwa penurunan peringkat ini bukan cerminan dari menurunnya kepercayaan terhadap institusi AS atau kerangka kebijakan moneter Federal Reserve. 

"AS mempertahankan kekuatan kredit yang luar biasa seperti ukuran, ketahanan, dan dinamisme ekonominya serta peran dolar AS sebagai mata uang cadangan global," catatnya.

Peningkatan peringkat dari Aa1 akan bergantung pada "reformasi fiskal untuk secara signifikan memperlambat dan akhirnya membalikkan penurunan keterjangkauan utang dan defisit."

Penurunan peringkat ini memberikan dampak. Pasar keuangan global langsung merespons penurunan ini dengan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 3 basis poin menjadi 4,48 persen dalam perdagangan after-hours. 

ishares 20+ Year Treasury Bond ETF, indikator harga obligasi jangka panjang, turun hampir 1 persen.  Sedangkan ETF SPDR S&P 500, juga terkoreksi 0,4 persen.

Moody’s menjadi lembaga besar terakhir yang menurunkan peringkat kredit AS. Sebelumnya, Fitch menurunkan peringkat AS pada Agustus 2023. Kemudian, S&P Global Ratings menurunkan peringkat pada 2011, menekankan kekhawatiran tentang stabilitas dan prediktabilitas.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya