Berita

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi/RMOLJabar

Politik

Dedi Mulyadi Bantah Ada Intimidasi dalam Program Barak Militer

MINGGU, 18 MEI 2025 | 05:18 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, membantah tuduhan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menyebut adanya praktik intimidasi terhadap siswa dalam pelaksanaan program barak militer.

Dedi memastikan apa yang disampaikan KPAI terkait ancaman agar pelajar tidak naik kelas jika menolak masuk barak militer tidaklah benar.

“Siapa yang bilang? Saya tidak pernah ngomong seperti itu, baik di media sosial maupun secara publik,” tegas Dedi, diwartakan RMOLJabar, Sabtu 17 Mei 2025.


Ia menilai tudingan KPAI tidak memiliki dasar yang jelas. 

Dirinya pun enggan memperpanjang polemik karena tidak memahami maksud dari pernyataan lembaga perlindungan anak tersebut.

“Tanya saja ke KPAI, saya tidak akan menanggapi sesuatu yang saya tidak mengerti apa yang maksud,” ucapnya.

Lebih lanjut, Dedi menyebut program barak militer yang telah diterapkan justru menunjukkan hasil positif. Ia melihat adanya tren menurunnya kasus tawuran di sejumlah daerah, serta perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik.

“Hari ini saya juga bersyukur di berbagai tempat mengalami penurunan, anak-anak mulai bersekolah dengan baik, tawuran mulai menurun, kemudian juga anak-anak sudah senang berjalan kaki, ini kan sebuah sinyal bahwa seluruh kebijakan akan berjalan manakala dilakukan secara sinergi,” paparnya.

Sebelumnya, KPAI menemukan indikasi intimidasi di salah satu lokasi pelatihan di Purwakarta. Laporan menyebutkan ada siswa yang dikirim ke barak militer tanpa mengetahui alasannya.

Selain itu, tiga SMP di wilayah tersebut disebut tidak memiliki guru Bimbingan Konseling (BK). Padahal keterlibatan siswa seharusnya berdasarkan rekomendasi untuk kasus pelanggaran seperti merokok atau tawuran.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya