Berita

Tentara India di Kashmir/Net

Dunia

Pakistan-India Perpanjang Gencatan Senjata Hingga 18 Mei

JUMAT, 16 MEI 2025 | 11:17 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Pakistan menyatakan bahwa gencatan senjata dengan India akan diperpanjang hingga 18 Mei, memberi harapan baru bagi stabilitas di wilayah Kashmir yang selama ini menjadi sumber ketegangan kedua negara bersenjata nuklir tersebut.

Pengumuman tersebut disampaikan oleh Wakil Perdana Menteri Pakistan, Ishaq Dar, dalam pidatonya di parlemen pada Kamis waktu setempat, 15 Mei 2025. Ia menegaskan bahwa Pakistan akan mematuhi kesepakatan tersebut dan menyerukan dialog damai antara kedua belah pihak.

“Kami tidak akan melanggar gencatan senjata, karena pada akhirnya semua ini akan berujung pada dialog, dan itu akan menjadi dialog gabungan,” ujar Dar di hadapan anggota parlemen, seperti dimuat Bloomberg


Sementara itu, Angkatan Darat India mengeluarkan pernyataan resmi pada hari yang sama, menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas di wilayah perbatasan.

“Kami akan terus membangun kepercayaan dengan Pakistan untuk mengurangi tingkat kewaspadaan,” demikian isi pernyataan tersebut.

Kedua negara sebelumnya terlibat dalam serangan balasan yang intens sejak 7 Mei, menyusul ketegangan yang dipicu oleh pembunuhan 26 warga sipil, mayoritas wisatawan,  di wilayah Jammu dan Kashmir, India, pada 22 April. 

India menuding Pakistan berada di balik serangan tersebut, tuduhan yang dengan tegas dibantah oleh Islamabad.

Meskipun telah disepakati gencatan senjata pada 10 Mei, sempat beredar laporan mengenai pelanggaran sporadis dalam beberapa jam pertama. Namun, sejak saat itu, situasi dilaporkan relatif tenang.

India dan Pakistan memiliki sejarah panjang perseteruan atas wilayah Kashmir, yang diklaim sepenuhnya oleh kedua negara namun hanya sebagian yang mereka kuasai. 

Sejak kemerdekaan pada 1947, kedua negara telah dua kali berperang akibat konflik ini, dan terus saling tuduh mendukung militansi di wilayah tersebut.

Dengan perpanjangan gencatan senjata ini, komunitas internasional berharap kedua negara dapat memanfaatkan jeda kekerasan ini untuk membuka ruang dialog yang lebih konstruktif menuju perdamaian jangka panjang.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya