Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Hadapi Tarif Trump, Pengusaha Thailand Diminta Cari Pasar Baru Selain Amerika

RABU, 14 MEI 2025 | 15:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Para pengusaha di Thailand disarankan untuk mencari pasar ekspor baru di luar Amerika Serikat (AS), sebagai langkah antisipasi terhadap kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang akan diberlakukan kembali pada Juli mendatang.

Trump telah menetapkan tarif impor sebesar 36 persen terhadap produk Thailand yang masuk ke AS sejak 9 April lalu. Namun, kebijakan itu ditunda selama 90 hari untuk memberi waktu bagi Thailand dan AS bernegosiasi guna mengatasi ketidakseimbangan perdagangan antara kedua negara.

Vikrom Kromadit, Ketua dan CEO Amata Corporation - pengembang kawasan industri di Thailand - menyarankan agar produsen lokal memanfaatkan waktu tiga bulan ini untuk menjajaki pasar ekspor baru dan memperbaiki kualitas produk agar lebih diminati.


"Selama ini ekspor Thailand terlalu bergantung pada pasar Amerika, Eropa, dan Jepang. Sekarang, eksportir harus mulai melirik pasar China dan Asia Tenggara," ujar Vikrom, dikutip dari Bangkok Post, Kamis (14 Mei 2025).

Sekitar 20 persen dari total ekspor di kawasan industri Amata dikirim ke AS, dan jumlah yang sama juga diekspor ke Eropa dan Jepang. Namun, nilai ekspor menurun akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi di pasar-pasar tersebut.

Vikrom menambahkan bahwa dengan memperluas pasar dan menawarkan produk-produk inovatif, Thailand bisa mengurangi dampak dari tarif tinggi AS yang dikhawatirkan akan mengganggu perdagangan internasional.

"Tarif tinggi Trump ini bisa berdampak besar pada investasi dan perdagangan global. Tapi pengusaha Thailand masih bisa bertahan kalau mereka cepat beradaptasi dan membuat produk yang sesuai kebutuhan dunia," ujarnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya