Miliarder dan filantropis asal Amerika Serikat (AS) Warren Buffett dikenal dengan gaya hidupnya yang cukup hemat dan dan sangat pintar mengatur keuangan.
Dikutip dari Yahoo Finance, Selasa 13 Mei 2025, setidaknya ada tujuh kebiasaan hemat yang diterapkan CEO Berkshire Hathaway ini untuk mengelola pengeluaran.
Pertama, ia fokus pada nilai, bukan gengsi. Meski memiliki kekayaan melimpah, Buffett tidak peduli dengan merek terkenal. Misalnya, alih-alih membeli mobil baru, pria berusia 94 tahun ini lebih suka membeli mobil bekas yang sedikit rusak, lalu memperbaikinya. Biaya perbaikannya lebih murah dibandingkan membeli kendaraan baru.
Kedua, ia terbiasa berpikir kreatif demi menghemat. Contohnya, saat anak pertamanya lahir, Buffett tidak membeli perlengkapan bayi baru. Ia justru mengubah laci lemari pakaian menjadi tempat tidur bayi untuk menghemat biaya.
Kebiasaan lainnya adalah mengutamakan kualitas dibanding kuantitas.
Dalam suratnya tahun 1989 kepada para pemegang saham Berkshire Hathaway, Buffett menulis, "Jauh lebih baik membeli perusahaan yang bagus dengan harga yang wajar daripada perusahaan yang biasa-biasa saja dengan harga yang bagus."
Ia percaya bahwa ketika membeli barang, jangan hanya melihat harga murah. Kalau kualitasnya rendah, lebih baik membayar lebih untuk produk yang benar-benar sepadan dengan nilainya.
Kebiasaan hemat keempat adalah memanfaatkan kupon.
Hal ini terungkap dalam surat dari Melinda, mantan istri Bill Gates, pada 2017. Ia bercerita tentang pengalaman makan bersama Buffett saat bepergian ke Hong Kong. "Ingatkah Anda saat kita tertawa bersama saat bepergian ke Hong Kong dan memutuskan untuk makan siang di McDonald's? Anda menawarkan untuk membayar, merogoh saku, dan mengeluarkan... kupon!"
Kebiasaan kelima, Buffett tidak sering makan di luar.
Dalam biografinya The Snowball: Warren Buffett and the Business of Life, penulis Alice Schroeder mengutip ucapannya, "Saya suka makan hal yang sama berulang-ulang. Saya bisa makan roti lapis ham setiap hari selama lima puluh hari berturut-turut untuk sarapan." Menurutnya, sesekali menikmati makan malam di luar tidak masalah, tapi sebaiknya tetap sesuai anggaran.
Yang keenam, ia tidak suka mengejar tren. Menurutnya, barang-barang yang sedang populer belum tentu tahan lama.
Buffett juga tidak terbawa arus ketika tren pasar sedang panas. Menjelang puncak gelembung teknologi pada tahun 1999, ia menulis, "Kunci untuk berinvestasi bukanlah menilai seberapa besar suatu industri akan memengaruhi masyarakat, tetapi lebih kepada menentukan keunggulan kompetitif (suatu) perusahaan tertentu."
Prinsip ini juga berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Daripada beli barang trendi yang mahal, ia lebih memilih barang klasik yang sudah terbukti awet dan terjangkau.
Kebiasaan ketujuh atau terakhir adalah membeli saat ada potongan harga.
Buffett pernah berkata, "Baik itu saham atau kaus kaki, saya suka membeli barang berkualitas saat harganya sedang didiskon."