Berita

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman/Ist

Politik

Anwar Usman Rusak Demokrasi dan Buka Jalan Dinasti Politik

Pilih Colling Down soal Pemakzulan Gibran
SELASA, 13 MEI 2025 | 09:14 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman sulit melakukan pembelaan karena sudah merusak demokrasi dan membuka jalan dinasti politik. Hal inilah yang diduga menjadi alasan Anwar memilih colling down terkait adanya desakan pemakzulan Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka.

Demikian disampaikan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menanggapi sikap Anwar Usman yang lebih memilih colling down saat ditanya terkait adanya desakan dari purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) agar Gibran dimakzulkan.

"Secara empirik peristiwa putusan MK nomor 90 itu fakta yang tidak bisa dibantah sebagai peristiwa mengutak-atik UU menjelang pelaksanaan pemilu demi melancarkan putra presiden (Jokowi) untuk menjadi wapres," kata Ubedilah kepada RMOL, Selasa 13 Mei 2025.


Karena fakta empirik yang tidak bisa dibantah itu, kata Ubedilah, yang membuat pamannya Gibran itu sulit untuk melakukan pembelaan apa pun dari praktik utak-atik UU.

"Karena sulitnya melakukan pembelaan itulah dia diam atau istilah yang dia gunakan cooling down. Itu diksi persembunyian dari praktik utak-atik UU yang merusak demokrasi dan membuka jalan dinasti politik," pungkas Ubedilah.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya