Berita

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI, Erwin Gunawan Hutapea/RMOL

Bisnis

Ekonomi RI Tumbuh Melambat, BI: Masih Tinggi di Mata Investor

RABU, 07 MEI 2025 | 14:32 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Bank Indonesia (BI) merespons capaian pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat ke 4,87 persen pada kuartal I 2025.

Angka ini juga sedikit meleset dari ekspektasi pasar yang memproyeksikan pertumbuhan di kisaran 4,92 persen. Meski demikian, BI menilai kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia tetap terjaga.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI, Erwin Gunawan Hutapea mengatakan bahwa pelaku pasar tetap melihat capaian tersebut sebagai sinyal positif di tengah tekanan ekonomi global.


"Meskipun rilis kemarin Q1 kelihatannya di bawah konsensus pelaku pasar, di mana konsensus pelaku pasar kita ada di 4.92 persen kejadiannya di 4.87 persen. Tapi ini still high enough ya bagi investor," kata Erwin dalam Taklimat Media bertajuk Efektivitas Kebijakan Moneter Pro-market untuk Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah di Kantor BI, Jakarta, Rabu 7 Mei 2025

Erwin menjelaskan, optimisme pelaku pasar juga ditopang oleh penguatan nilai tukar rupiah serta pemulihan indeks harga saham gabungan (IHSG), yang sempat terpuruk di bawah level 6.000 namun kini telah kembali mendekati 6.900.

Melihat dinamika tersebut, BI berkomitmen untuk menjaga stabilitas likuiditas dan sentimen pasar, terutama menjelang periode repatriasi dividen dan jatuh tempo pembayaran utang luar negeri pada Mei dan Juni mendatang.

"Sehingga kami memastikan bahwa liquidity cukup untuk memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan investor yang memang melakukan repatriasi dividend, dan juga korporasi-korporasi yang melakukan pembayaran utang luar negeri," kata Erwin.

Erwin juga mengungkapkan bahwa pasar Surat Berharga Negara (SBN) mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hal ini terlihat dari hasil lelang terakhir, di mana keterlibatan investor asing tercatat cukup menonjol dalam pembelian SBN.

"Jadi ini tanda-tanda yang benar-benar menurut hemat kami, kepercayaan investor sudah mulai kembali, dengan kita bagaimana upaya kita melakukan menjaga agar supply instrument tetap ada, dengan stabilitas dalam konteks nilai tukar dan kecukupan rupiah tersebut tetap berada di pasar," pungkas Erwin.




Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya