Berita

Ilustrasi/Ist

Publika

Urgensi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

Oleh: Lanny Ilyas Wijayanti*
SABTU, 03 MEI 2025 | 01:36 WIB

DALAM dunia pendidikan, keberadaan layanan Bimbingan dan Konseling (BK) kerap kali baru dianggap penting ketika peserta didik berada di jenjang SMP atau SMA, saat mereka mulai berhadapan dengan krisis identitas, tekanan akademik, hingga persoalan relasi sosial yang lebih kompleks.

Padahal, tahap perkembangan anak usia sekolah dasar merupakan fondasi krusial dalam pembentukan karakter, nilai, dan keterampilan sosial emosional. Oleh karena itu, layanan BK di Sekolah Dasar bukan sekadar pelengkap, melainkan sebuah kebutuhan yang harus mendapatkan perhatian.

Masa Sekolah Dasar merupakan tahap fondasi di mana anak membentuk banyak aspek penting dari kepribadiannya. Pada fase ini, anak mulai mengembangkan cara berpikir yang lebih logis, belajar memahami dan mengelola emosi, serta membangun hubungan sosial yang lebih kompleks.


Nilai-nilai moral pun mulai terbentuk melalui interaksi dengan lingkungan sekitar, terutama keluarga dan sekolah. Oleh karena itu, pendampingan yang tepat pada masa ini sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang anak berlangsung secara seimbang dan positif

Anak SD mulai mengalami transisi dari lingkungan keluarga ke lingkungan sosial yang lebih luas, yaitu sekolah. Dalam proses ini, mereka dihadapkan pada tuntutan untuk mampu menyesuaikan diri, membangun relasi sosial, serta mematuhi norma-norma yang berlaku di lingkungan sekolah.

Anak yang gagal menyesuaikan diri dapat menunjukkan gejala seperti kecemasan, penarikan diri, agresivitas, atau bahkan kesulitan belajar. Layanan BK dapat membantu persoalan ini dan memberikan layanan yang tepat.

Dunia anak saat ini juga tidak terlepas dari pengaruh teknologi dan media digital. Akses terhadap gadget dan media sosial semakin mudah, bahkan pada usia SD. Tanpa adanya pendampingan, anak rentan terpapar konten negatif, mengalami kecanduan gawai, serta kehilangan kemampuan berinteraksi secara sosial. Guru BK memiliki peran strategis dalam memberikan literasi digital serta membimbing anak agar mampu menggunakan teknologi secara sehat dan bertanggung jawab.

BK di SD berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai karakter sejak dini. Pendidikan karakter bukan hanya tugas guru kelas, melainkan juga bagian integral dari layanan BK. Anak dibimbing untuk mengenal dan mengelola emosi, belajar empati, tanggung jawab, kejujuran, serta kemampuan mengambil keputusan secara bijak. Nilai-nilai ini menjadi dasar dari keberhasilan anak dalam belajar dan bersosialisasi.

Penerapan layanan BK di SD membawa berbagai implikasi positif, baik bagi peserta didik, guru, maupun sekolah secara keseluruhan. Bagi siswa, kehadiran layanan BK akan menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan mendukung perkembangan individu.

Siswa akan merasa lebih dihargai, dipahami, dan didampingi dalam proses belajarnya. Mereka juga akan lebih mampu mengelola emosi, menyelesaikan konflik secara sehat, serta meningkatkan keterampilan sosial.

Selain itu, layanan BK dapat membantu anak mengenal potensi dan minatnya sejak dini. Melalui asesmen dan observasi, guru BK dapat memberikan informasi kepada siswa dan orang tua mengenai kekuatan serta area yang perlu dikembangkan. Hal ini akan memudahkan perencanaan pendidikan yang lebih personal dan bermakna.

Bagi guru kelas, layanan BK akan menjadi mitra dalam menangani siswa dengan kebutuhan khusus atau yang mengalami kesulitan belajar dan perilaku. Guru BK dapat memberikan strategi pendekatan, dan bahkan melibatkan orang tua dalam proses pemecahan masalah.

Untuk orang tua, layanan BK menjadi jembatan komunikasi penting antara rumah dan sekolah. Orang tua bisa mendapatkan informasi mengenai perkembangan anak, tantangan yang dihadapi, serta langkah-langkah pendampingan yang perlu dilakukan di rumah. Kolaborasi ini akan memperkuat ekosistem pendidikan yang holistik dan sinergis.

Secara kelembagaan, keberadaan layanan BK di SD menuntut sekolah untuk memiliki kebijakan yang mendukung. Ini mencakup alokasi tenaga profesional guru BK yang kompeten, penyediaan ruang konseling yang layak, serta integrasi layanan BK dalam kurikulum dan budaya sekolah.

Lebih jauh lagi, kehadiran layanan BK juga dapat menjadi indikator mutu sekolah. Sekolah yang memiliki sistem pendampingan psikososial yang baik akan lebih dipercaya oleh masyarakat, karena dinilai mampu memberikan layanan pendidikan yang lebih manusiawi dan komprehensif.

Urgensi layanan BK di Sekolah Dasar tidak dapat dipandang sebelah mata. Dunia anak hari ini membutuhkan perhatian lebih bukan hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam perkembangan pribadi, sosial dan karir. Dalam konteks ini, guru BK hadir sebagai garda depan yang memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.

*Penulis adalah Anggota Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya