Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un/Net
Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) atau Korea Utara secara resmi meluncurkan kapal perusak generasi terbaru pada upacara di Galangan Kapal Nampho, bertepatan dengan peringatan hari lahir angkatan bersenjata revolusioner Korea.
Peluncuran ini dianggap sebagai simbol kekuatan militer dan tekad negara untuk menghadapi eskalasi ketegangan yang disebabkan oleh latihan militer besar-besaran AS dan Korea Selatan (ROK).
Menurut pernyataan resmi dari Asosiasi Pertukaran Budaya Korea dengan Negara-Negara Asing yang diterima redaksi pada Rabu, 30 April 2025, kapal perusak serbaguna tersebut dikembangkan dalam waktu hanya 400 hari dengan kekuatan dan teknologi mandiri.
"Peluncurannya menandai peristiwa penting yang memperlihatkan keberanian revolusioner partai, negara, dan tentara kita untuk benar-benar menghalangi berbagai gerakan militer AS dan ROK," bunyi pernyataan tersebut.
Asosiasi Pertukaran Budaya mengutip pidato Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dalam upacara tersebut. Disampaikan bahwa kekuatan yang mampu melakukan agresi hanya dapat dilawan dan dikalahkan oleh kekuatan yang seimbang dari segi kekuatan militer.
"Jika situasi yang tidak dapat dihindari dan diperlukan muncul untuk misi ini, kita tidak akan pernah ragu untuk memilih penggunaan kekuatan militer yang paling kuat sebagai tindakan pencegahan," tegas Kim.
Pernyataan ini datang di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, menyusul latihan militer gabungan berskala besar bertajuk Freedom Shield yang digelar AS dan Korea Selatan pada Maret lalu.
Menurut Asosiasi Pertukaran Budaya, tahun ini direncanakan lebih dari 110 latihan militer gabungan anti Korea Utara, meningkat 9,7 petsen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pemerintah Korea Utara mengecam latihan tersebut sebagai ancaman langsung terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan serta dunia:
"Berbagai latihan perang nuklir oleh AS dan ROK adalah ekspresi nyata dari niat mereka untuk berperang melawan DPRK dan merupakan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan dan dunia," tegasnya.
Asosiasi Pertukaran Budaya juga menyerukan solidaritas internasional dalam mendukung perjuangan rakyat dan perdamaian serta keamanan Semenanjung Korea.
"Kami menghargai kesempatan ini untuk mendoakan keberhasilan besar Anda dalam pekerjaan Anda sambil mengharapkan Anda dan organisasi Anda untuk melakukan kegiatan solidaritas yang mendukung keadilan rakyat kita demi perdamaian dan keamanan Semenanjung Korea dan dunia," tandasnya.