Berita

Presiden Rusia Vladimir Putin/TASS

Dunia

Upaya Damai Buntu, Putin Ngotot Kuasai Wilayah Ukraina

RABU, 30 APRIL 2025 | 11:34 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Proses perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) masih mengalami kebuntuan.

Presiden Rusia Vladimir Putin masih bersikukuh bahwa Rusia hanya akan menerima kesepakatan damai jika empat wilayah Ukraina; Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson - diakui sebagai bagian dari Rusia.

Putin sebelumnya sudah menyatakan keempat wilayah itu sebagai wilayah Rusia setelah menggelar referendum sepihak pada 2022, tak lama setelah invasi besar-besaran dimulai. Hasil referendum itu lalu dimasukkan ke dalam konstitusi Rusia, meskipun penguasaan lapangan masih sebagian.


Tuntutan tersebut jadi hambatan besar dalam upaya damai yang dipelopori oleh Presiden AS Donald Trump, yang mencoba mendorong gencatan senjata untuk mengakhiri perang. 

Sumber anonim yang dikutip Bloomberg menyebut utusan Trump, Steve Witkoff, sudah mengadakan pembicaraan panjang dengan Putin di Kremlin, Jumat lalu, untuk membujuk Rusia menyetujui gencatan senjata di garis depan saat ini.

Namun, menurut sumber itu, Putin tetap teguh dengan tuntutan wilayahnya. Negosiasi pun dikatakan menemui jalan buntu, dan kemungkinan hanya bisa maju jika ada pembicaraan langsung antara Trump dan Putin.

“Kami tidak berkomentar soal negosiasi yang sedang berlangsung,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, James Hewitt. Ia menambahkan, AS tetap berupaya bersama Ukraina dan Rusia untuk mencari solusi damai.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam postingannya di X menyatakan bahwa pihaknya sedang menyiapkan pembicaraan dengan AS soal sanksi tambahan terhadap Rusia. Ia menyebut pihaknya telah mengidentifikasi cara-cara paling efektif untuk menekan Moskow agar bersedia berdiplomasi.

“Langkah pertama harus berupa gencatan senjata penuh dan tanpa syarat. Rusia harus memulainya,” tegas Zelensky.

Namun, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menolak usulan gencatan senjata selama 30 hari dari Ukraina, dengan alasan bahwa posisi Putin perlu dipertimbangkan terlebih dahulu.

Pemerintahan Trump juga mengusulkan agar Rusia mengembalikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia milik Ukraina, yang kini dikuasai Rusia, untuk dikelola oleh AS demi memenuhi kebutuhan energi kedua negara. Tapi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menolak ide ini saat wawancara dengan CBS, menyebut usulan itu tidak realistis.

Dalam proposal damai AS yang dibagikan ke negara-negara Eropa awal bulan ini, Ukraina diminta untuk membatalkan keinginannya bergabung dengan NATO. Sebagai gantinya, Rusia akan menerima pencabutan sanksi bertahap, dan Ukraina akan memperoleh jaminan keamanan yang kuat.

Proposal itu juga mencakup pengakuan Rusia atas hak Ukraina untuk membangun kembali industri pertahanan dan militernya secara mandiri.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya