Berita

Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta pada Sabtu, 26 April 2025/RMOL

Politik

Spirit KAA 1955 Masih Relevan Lawan Neokolonialisme di Era Modern

SABTU, 26 APRIL 2025 | 15:02 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Menghidupkan kembali semangat Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 dalam menghadapi tantangan global terkini dinilai penting dan masih relevan.

Hal itu disampaikan Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah dalam sambutannya di acara diskusi publik Peringatan 70 Tahun KAA bertajuk "Warisan Bung Karno untuk Asia-Afrika dan Keadilan Sosial Global" di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta pada Sabtu, 26 April 2025.

"Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan pada tanggal 18-24 April 1955 di Kota Bandung merupakan salah satu warisan paling gemilang dari Presiden Soekarno," ujar Basarah.


Basarah menambahkan, melalui KAA, Proklamator RI Bung Karno membuktikan bahwa negara-negara baru merdeka memiliki hak menentukan masa depan tanpa intervensi kekuatan kolonial.

Basarah mengutip pidato Bung Karno: "Lahirkanlah Asia Baru dan Afrika Baru," yang menegaskan bahwa kemerdekaan dan perdamaian adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

"Perdamaian adalah prasyarat penting bagi kemerdekaan, sebab tanpa perdamaian, kemerdekaan akan kehilangan makna dan nilainya," katanya mengutip Soekarno.

Menurut Basarah, kolonialisme kini berubah bentuk menjadi neokolonialisme melalui penguasaan ekonomi, budaya, dan informasi.

"Bung Karno mengingatkan kita bahwa kolonialisme belum mati, ia hanya berganti rupa menjadi neokolonialisme yang licin dan menyaru," tegasnya.  

Basarah juga menyoroti dampak KAA yang melahirkan gelombang dekolonisasi.

"Dalam satu dekade setelah Konferensi Asia Afrika, 41 negara memproklamasikan kemerdekaannya, suatu gelombang besar dekolonisasi yang tak lepas dari inspirasi Bandung," ujarnya.  

PDIP, kata Basarah, sebagai partai pewaris ajaran Bung Karno berkomitmen melanjutkan semangat KAA.

"Kita meyakini bahwa tatanan dunia baru yang lebih adil dan setara bukanlah utopia. Itu adalah keniscayaan yang hanya bisa dicapai dengan persatuan, keberanian, dan solidaritas," pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya