Berita

Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier/RMOL

Politik

Fuad Bawazier:

Amerika Serikat Kini Seperti Kiai Jarkoni

KAMIS, 24 APRIL 2025 | 13:38 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Mantan Menteri Keuangan RI Fuad Bawazier turut mengomentari soal kebijakan tarif impor di Amerika Serikat yang melambung tinggi bagi sejumlah negara.

Fuad menuturkan Amerika Serikat merupakan negara tempat banyak orang belajar tentang ekonomi, dan banyak disiplin ilmu, kemudian menjadikan Amerika Serikat menjadi idola dalam penegakkan HAM, demokrasi dan praktik ekonomi.

“Makanya banyak dari negeri lain berlomba lomba mengirimkan orang orangnya ke Amerika, termasuk China sekalipun,”  kata Fuad Bawazier kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Kamis, 24 April 2025.


Namun, seiring berjalannya waktu, Fuad menilai banyak negara yang mengidolakan Amerika kian memudar. Dimulai dari penegakan dan pelaksanaan HAM yang Amerika tidak konsekuen, sehingga disebut sebagai negara dengan double standard lebih lebih bila pelanggarannya itu untuk kepentingan atau berhubungan dengan Israel. 

“Di sini reputasi Amerika sebagai sang guru mulai menurun dan kehilangan kredibilitasnya,” jelas dia.

Ia pun mengibaratkan Amerika sebagai sang guru yang belum goyah dalam meningkatkan kredibilitasnya menaikkan peringkat sebagai negara adidaya dan adikuasa. Tempat banyak orang menimba ilmu ekonomi dan dianggap menghalalkan segala cara dalam praktiknya.

“Sehingga meninggalkan sendiri apa yang diajarkannya termasuk persaingan bebas. Amerika bahkan marah pada negeri negeri yang menjalankan QRIS atau sejenisnya yang katanya merugikan Mastercard/Visacard yang berpusat di Amerika Serikat,” ungkapnya.

Menurutnya, penggunaan QRIS, yang dinilai merugikan pihak mastercard/visacard, justru lebih efektif dan efisien. Padahal konsep pembiayaan menggunakan QRIS diajarkan Amerika Serikat sendiri.

“Pokoknya harus berinovasi, lebih murah, lebih cepat, mampu bersaing dan sebagainya seperti yang diajarkan sang guru pada kita. Demikian juga sewaktu Amerika mengajarkan globalisasi perdagangan. Namun ketika globalisasi merugikan Amerika sendiri karena kalah bersaing, ajaran globalisasi juga diingkarinya,” ucapnya.

Fuad lantas mengatakan bahwa Amerika Serikat menjadi seorang Kiai Jarkoni, yang mampu mengajarkan banyak hal tapi tidak mampu melakukan atau menerapkan apa yang diajarkannya dengan baik.

“Oh sang guru, kenapa kau kini jadi 'Kiai Jarkoni', ‘iso ngajar ora iso ngelakoni’ seperti lelucon di kampungku. Amerika kini benar-benar bukan guru yang baik jadi perlu dijauhi dulu,” tutupnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya