Berita

Kondisi Anak Sungai Paluh Puntung di Kelurahan Belawan Bahari, Kota Medan, Sumatera Utara/Ist

Nusantara

Anak Sungai Paluh Puntung Ditimbun, Nelayan Kecil Meradang

SENIN, 21 APRIL 2025 | 13:13 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kota Medan mengecam adanya penimbunan Anak Sungai Paluh Puntung di Kelurahan Belawan Bahari, Kota Medan, Sumatera Utara.

Ketua DPD KNTI Kota Medan, M. Isa Basir menyampaikan bahwa hal tersebut berdampak terhadap kesejahteraan nelayan kecil.

“Adanya penimbunan tersebut menyebabkan nelayan kecil kehilangan mata pencaharian, sumber penghidupan keluarga nelayan. Atas hal tersebut, KNTI Kota Medan akan melaporkan langsung persoalan ini kepada pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kelautan Perikanan,” ucap Basir  dalam keterangannya, Senin, 21 April 2025.


KNTI Kota Medan meminta pemerintah dan APH untuk bertindak segera dan menindak tegas. Menurut Basir, perusahaan penimbun Anak Sungai Paluh Puntung yang menyengsarakan masyarakat nelayan tradisional dapat segera ditutup atau dicabut izinnya, karena melanggar peraturan. 

“Kalau gak bisa pemerintah atau aparat penegak hukum bertindak tegas maka kami nelayan tradisional yang akan menutup langsung perusahan yang tidak memperhatikan lingkungan maupun dampak kepada masyarakat nelayan tradisional tersebut,” tegas Basir.

Sementara itu, Ketua Umum Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI), Hendra Wiguna menyayangkan akan kejadian ini. Menurutnya hal ini tidak sejak dengan Asta Cita yang disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Disampaikan oleh Presiden dalam Asta Cita ke-2 terkait dengan swasembada pangan, namun sungai yang menjadi ruang pemenuhan pangan dan ruang penghidupan nelayan kecil malah ditimbun. Seharusnya hal tersebut tidak terjadi, karena hal ini sangat bertentangan dengan visi misi presiden,” ujar dia. 

Hal tersebut, menurut Hendra juga tidak sejalan dengan Asta Cita ke-6 dan ke-8, mengenai pemberantasan kemiskinan dan penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan dan alam.

“Wilayah pesisir Kota Medan ini sering dilanda rob, di negara-negara lain biasanya peranan sungai sangat vital dalam penanganan rob ini. Sehingga, baiknya peranan Sungai Paluh Puntung dikembalikan sebagaimana mestinya. Agar nelayan kembali bekerja, petambak ikan kembali budidaya, permukiman masyarakat dan  infrastruktur terjaga dari banjir rob, dan ekonomi masyarakat kembali tumbuh,” pungkas dia.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya