Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Wall Street Variatif, Dow Jones Terbebani Saham Asuransi

JUMAT, 18 APRIL 2025 | 09:51 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir variatif. 

Indeks berbasis luas S&P 500 ditutup naik 0,13 persen atau 7,00 poin menjadi 5.282,70 pada penutupan Kamis 17 April 2025 atau Jumat pagi WIB. 

Nasdaq Composite Index menyusut 0,13 persen atau 20,71 poin menjadi 16.286,45. Dow Jones Industrial Average anjlok 1,33 persen atau 527,16 poin menjadi 39.142,23. 


Dikutip dari Reuters, S&P 500 memangkas kenaikan pada menit-menit terakhir sesi dan Nasdaq berbalik negatif, yang menunjukkan trader waspada untuk memiliki saham Amerika menjelang long weekend, dengan pasar ditutup untuk hari libur Jumat Agung.

Saham Eli Lilly melambung 14 persen setelah pabrikan obat itu mengatakan pil eksperimentalnya bekerja sebaik obat terlaris Ozempic untuk menurunkan berat badan dan gula darah dalam uji coba pasien diabetes.

Saham Apple justru melonjak 1,4 persen, dengan produsen iPhone itu pulih dari kerugian besar baru-baru ini.

UnitedHealth anjlok 22 persen dan menahan indeks blue-chip Dow di wilayah negatif setelah perusahaan asuransi itu menurunkan perkiraan laba tahunannya karena ekspektasi biaya medis yang tinggi untuk sisa tahun ini.

Perusahaan asuransi kesehatan lainnya juga tersungkur, dengan CVS Health menyusut hampir 2 persen dan Humana jatuh 7,4 persen.

Saham Alphabet melemah 1,4 persen setelah hakim federal memutuskan Google secara ilegal mendominasi dua pasar untuk teknologi periklanan daring.

Saham Nike terangkat 4,13 persen. Saham Boeing juga naik 3,47 persen. 

Volume di bursa Wall Street relatif rendah ketimbang volume yang luar biasa tinggi dalam beberapa sesi terakhir, dengan 14,6 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan rata-rata 19,2 miliar saham selama 20 hari perdagangan sebelumnya.

Dari 11 indeks sektor S&P 500, delapan menguat, dipimpin energi, melejit 2,3 persen, diikuti keuntungan 2,2 persen di sektor consumer staples.

Sehari sebelumnya, saham Wall Street terjerembab pada penutupan Rabu setelah  Chairman Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan bahwa kebijakan perdagangan Trump berisiko memicu inflasi sambil melemahkan pertumbuhan ekonomi.

Dengan pasar saham AS ditutup pada sesi Jumat (Sabtu pagi WIB), ketiga indeks utama Wall Street itu mencatat penurunan mingguan ketiga dalam empat pekan.

Jumlah saham yang menguat lebih banyak daripada yang turun di S&P 500, dengan rasio 3,3 banding satu.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya