Berita

PWC/Net

Bisnis

PwC Hentikan Operasi di Puluhan Negara, Gara-gara Ini

RABU, 16 APRIL 2025 | 16:21 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Firma akuntansi global PricewaterhouseCoopers (PwC) menghentikan operasinya di sejumlah negara yang dianggap terlalu kecil, berisiko tinggi, atau tidak menguntungkan. 

Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi restrukturisasi perusahaan menyusul serangkaian skandal yang mengguncang reputasi perusahaan di berbagai belahan dunia.

Seperti dikutip dari The Financial Times, Rabu 16 April 2025, PwC memperketat pengelolaan operasionalnya secara global demi meminimalkan risiko.


Awal bulan ini, perusahaan memutus hubungan dengan firma anggotanya di 10 negara Afrika, setelah sebelumnya menarik operasinya dari Zimbabwe, Malawi, dan Fiji.

“PwC menjadi lebih menghindari risiko daripada sebelumnya, dan kami dapat memahaminya,” kata Mitra Senior PwC untuk wilayah Afrika, Nadine Tinen.

Tinen menyebutkan bahwa tingginya tingkat korupsi dan rendahnya transparansi menjadi alasan utama penarikan tersebut. 

“Jika Anda melihat indeks transparansi dan korupsi, Anda akan selalu menemukan negara-negara di Afrika. Ini bukan hal baru,” ujarnya.

Ketua Global PwC, Mohamed Kande, yang menjabat sejak Juli 2024, tengah menghadapi tekanan besar akibat skandal di beberapa negara utama, termasuk Tiongkok dan Australia. 

Di Tiongkok, PwC terseret dalam kasus penipuan yang melibatkan pengembang properti Evergrande, dan akibatnya dilarang melakukan audit selama enam bulan, yang menyebabkan hengkangnya sejumlah klien penting.

Sementara di Australia, perusahaan menghadapi kecaman akibat kebocoran informasi rahasia pemerintah. Kedua kasus ini mendorong pimpinan tertinggi PwC untuk turun tangan langsung dalam menangani dampaknya.

PwC juga dilarang bekerja sama dengan dana kekayaan negara (sovereign wealth fund) Arab Saudi selama satu tahun.

Di Afrika, bisnis PwC telah menjadi sorotan sejak 2021, ketika dokumen yang bocor mengungkap praktik korupsi luas di Republik Demokratik Kongo, termasuk di beberapa bank yang diaudit oleh PwC.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya