Berita

Presiden Prabowo Subianto/Ist

Bisnis

Jangan Sampai Pembukaan Keran Impor Ancam Industri Dalam Negeri

RABU, 09 APRIL 2025 | 18:54 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Keran impor yang akan dibuka Presiden Prabowo Subianto berpotensi melemahkan industri dalam negeri dan menggagalkan agenda swasembada pangan nasional.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai kebijakan tersebut kontradiktif dengan situasi global dan justru mengancam produsen Indonesia.

"Iya ini kontradiksi karena dua hal. Pertama, perang dagang membuat produsen dari berbagai negara mencari pasar alternatif. Contohnya, pakaian jadi dari Vietnam, Kamboja, dan China akan membanjiri pasar Indonesia," kata Bhima kepada RMOL pada Rabu, 9 April 2025.


Ia menyebut banyak pelaku usaha domestik yang telah meminta agar Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 segera direvisi, namun pemerintah justru tidak menggubris desakan tersebut.

“(Permintaan revisi Permendag) ini malah tidak dilakukan. Kalau impor nya dilonggarkan bukankah sama dengan bunuh diri,” ujarnya.

Bhima juga menyoroti dampak kebijakan ini terhadap program swasembada pangan yang menjadi salah satu prioritas Prabowo. Ia menilai kebijakan membuka keran impor justru bertolak belakang dengan proyek-proyek besar seperti pembangunan food estate dan bendungan.

"Impor pangan yang angkanya sudah jumbo, bakal makin melonjak drastis. Buat apa bikin food estate dan bangun waduk kalau pangan impor makin deras masuk,” jelasnya.

Lebih lanjut, Bhima mempertanyakan pemahaman pemerintah atas konsekuensi jangka panjang dari kebijakan ini, dan menyayangkan atas upaya yang dilakukan untuk mengatasi tarif resiprokal 32 persen yang dikenakan Amerika Serikat (AS).

"Kan harusnya ada banyak paket stimulus untuk mendorong penguatan daya beli, perlindungan terhadap impor, khawatir kan banyak negara-negara mengincar pasar Indonesia, maka perlu ada perlindungan terhadap produsen domestik," jelasnya.

"Prabowo sepertinya tidak paham konsekuensi dari dibukanya keran importasi," pungkasnya.

Presiden Prabowo sebelumnya mendesak untuk menghapuskan sistem kuota impor yang selama ini membatasi masuknya barang ke Indonesia, terutama untuk barang-barang yang terkait dengan kebutuhan dasar masyarakat. 

“Tapi yang jelas, Menko kemarin, Menteri Keuangan, Gubernur BI ada, Ketua DEN ada. Saya sudah kasih perintah untuk hilangkan kuota-kuota impor. Terutama untuk barang-barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Siapa yang mampu, siapa yang mau impor, silakan, bebas. Tidak lagi kita tunjuk-tunjuk hanya ini yang boleh, itu tidak boleh,” katanya dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa, 8 April 2025.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya