Berita

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN, Okta Kumala Dewi/Net

Politik

Banten Banyak Ekspor ke AS, DPR Minta Pemerintah Cermat Sikapi Tarif Impor 32 Persen

SABTU, 05 APRIL 2025 | 09:58 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pemerintah diminta untuk cermat dan tepat dalam menyikapi kebijakan tarif impor tambahan sebesar 32 persen yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

“Ini bukan hanya soal perdagangan, tetapi soal keberlangsungan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kita harus bertindak cepat dan cermat dalam menyikapi situasi ini,” kata Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PAN, Okta Kumala Dewi, dalam keterangannya, Sabtu 4 April 2025. 

Dia menilai, kebijakan Trump ini dapat memberikan tekanan besar terhadap industri nasional, terutama sektor padat karya yang menjadi tulang punggung perekonomian, di daerah pemilihannya, Banten. 


"Pemerintah harus segera mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi dampak dari kebijakan tarif ini. Jika tidak segera direspons, industri padat karya di Indonesia, khususnya di Banten, bisa terdampak. Ini menyangkut keberlangsungan hidup tenaga kerja dan keberlanjutan usaha mereka," ujar Anggota DPR RI Dapil Banten III ini.  

Menurut Okta, Banten merupakan salah satu daerah yang banyak ekspor ke AS. Data tahun 2024 menunjukkan bahwa nilai ekspor non-migas terbesar Banten dikirim ke AS dengan nilai mencapai 166,83 juta Dolar AS. Apalagi, data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2024 menempatkan Banten sebagai provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi kedua di Indonesia.

"Kondisi ini membuat Banten sangat rentan terhadap kebijakan proteksionisme AS. Jika ekspor ke AS menurun drastis akibat tarif ini, maka dampaknya dapat dirasakan oleh para pekerja di sektor tekstil, alas kaki, dan industri lainnya di Banten," kata Okta.

Untuk itu, Legislator PAN ini mendorong agar pemerintah bersama dengan seluruh pemangku kepentingan mengambil langkah yang strategis dan efektif guna memitigasi dampak negatif kebijakan ini, khususnya bagi Banten. 

Ia menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor ke negara-negara lain, penguatan sektor industri berbasis bahan baku lokal, serta insentif bagi pelaku usaha agar tetap dapat mempertahankan produksi dan tenaga kerjanya.

Selain itu, Okta juga mendukung penuh langkah yang diambil Presiden Prabowo Subianto dalam menghadapi kebijakan tarif AS ini. Ia mengapresiasi upaya pemerintah dalam melakukan negosiasi dan diplomasi perdagangan untuk mencari solusi terbaik bagi ekonomi nasional.

"Presiden Prabowo sudah mengambil langkah strategis, termasuk menginstruksikan deregulasi dan perbaikan struktural untuk meningkatkan daya saing kita. Saya mendukung penuh langkah ini dan berharap pemerintah terus memperjuangkan kepentingan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global ini," pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya