Berita

Ilustrasi/Ist

Bisnis

Komentar The Fed Bangkitkan Gairah Dolar AS

SABTU, 05 APRIL 2025 | 09:41 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengakui, dampak tarif baru yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) memberi sinyal kehati-hatian terhadap pelonggaran kebijakan di masa depan.

Komentar tersebut mampu mendongkrak Dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat 4 Maret 2025 waktu setempat. Dolar AS pulih dari pelemahannya terhadap mata uang utama seperti Euro dan Yen. 

Dolar AS (Indeks DXY) naik 0,98 persen ke 103, setelah sebelumnya terjun 1,9 persen. 


Powell menyatakan bahwa kenaikan tarif - yang lebih besar dari perkiraan -  berisiko memicu inflasi lebih tinggi dan perlambatan pertumbuhan, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi pembuat kebijakan di bank sentral AS.

Analis memandang, kebijakan tarif baru Trump justru akan memukul ekonomi AS sendiri.

"Respons Powell kali ini terlihat lebih hawkish karena ia fokus pada dampak inflasi dari tarif. Ekonomi AS sudah bergulat dengan inflasi tinggi, dan karena AS yang memberlakukan tarif ini secara luas terhadap semua impor, efeknya akan lebih terasa di dalam negeri," jelas Peter Vassallo, Manajer Portofolio FX di BNP Paribas Asset Management, dikutip dari Reuters, Sabtu 5 April 2025.

"Kekhawatiran inflasi ini nyata, terutama mengingat inflasi telah berada di atas target selama lima tahun terakhir," katanya. 

Data menunjukkan penambahan 228.000 lapangan kerja non-pertanian bulan lalu (revisi Februari turun menjadi 117.000), melampaui perkiraan 135.000. Tingkat pengangguran pun naik tipis menjadi 4,2 persen dari sebelumnya 4,1 persen.

Dolar Australia, yang sering dianggap sebagai proksi likuid untuk Yuan, jatuh ke level terendah dalam lima tahun terhadap Dolar AS setelah China mengumumkan balasan tarif untuk barang-barang AS. 

Euro bergerak melemah 0,95 persen ke 1,10947 Dolar AS, setelah sebelumnya melonjak 1,8 persen. 

Pound Sterling anjlok 1,61 persen ke 1,2889 Dolar AS, penurunan mingguan terbesar sejak 24 Februari.

Franc Swiss berhasil menguat 0,6 persen terhadap Euro dan juga menguat terhadap Dolar AS.

Dolar AS menguat terhadap Yuan, naik 0,2 persen ke 7,2959 Yuan. 

Dolar Kanada melemah 0,81 persen ke 1,4208, sama halnya dengan Yen yang melemah terhadap Dolar AS. Dolar AS bangkit 0,58 persen ke 146,92 Yen.

Pemerintah China memberlakukan tarif tambahan 34 persen untuk semua barang AS mulai 10 April mendatang. Langkah ini semakin memicu kekhawatiran resesi dan aksi jual global. 

Total tarif gabungan yang dihadapi China kini mencapai 64 persen jika termasuk tarif 10 persen di era kepresidenan pertama Trump.

Baik China maupun UE berjanji mengambil tindakan balasan, meningkatkan risiko perang dagang meluas.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya