Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Ketimpangan Pendapatan di Indonesia: Lebih Baik dari Brasil, Tapi Tertinggal dari Vietnam

RABU, 02 APRIL 2025 | 14:47 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam pemerataan pendapatan meskipun posisinya lebih baik dibandingkan beberapa negara dengan ketimpangan tinggi, seperti Brasil dan Afrika Selatan. 

Berdasarkan analisis Visual Capitalist dan sumber lainnya, Indonesia memiliki koefisien Gini 0,38, menempatkannya dalam kategori ketimpangan moderat.

Koefisien Gini 0,38 menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan pendapatan di suatu wilayah berada pada level rendah


Namun, angka ini masih tertinggal dari Vietnam (0,35) dan jauh dibandingkan negara-negara dengan distribusi pendapatan lebih merata di Eropa seperti Norwegia (0,27) dan Slovenia (0,24).


Ketimpangan Kelas Pendapatan di Indonesia


Menurut Bank Dunia, Indonesia masih dikategorikan sebagai negara berpendapatan menengah bawah dengan pendapatan per kapita sekitar 4.580 Dolar AS. Salah satu tantangan utama adalah masih tingginya populasi yang hidup di bawah garis kemiskinan, meskipun kelas menengah mulai berkembang. 

Saat ini, kelompok kelas menengah di Indonesia tercatat mencapai 52 juta orang, atau sekitar 20 persen populasi, tetapi angka ini masih lebih kecil dibandingkan Malaysia (40 persen) dan Thailand (30 persen).

Distribusi kekayaan juga menunjukkan ketimpangan yang cukup lebar. 10 persen populasi terkaya di Indonesia menguasai sekitar 30 persen dari total pendapatan nasional, sementara 40 persen populasi termiskin hanya menguasai 16 persen. 

Sebagai perbandingan, di Brasil, kelompok 10 persen teratas menguasai 55 persen pendapatan, sedangkan di Jerman hanya 24 persen.


Posisi Indonesia di ASEAN dan Global


Dibandingkan negara-negara ASEAN, Indonesia lebih baik dari Filipina (Gini 0,42) tetapi masih tertinggal dari Vietnam (0,35) dan Singapura (0,37), yang memiliki kebijakan pertumbuhan inklusif dan sistem pendidikan lebih maju. 

Selain itu, Indonesia juga tertinggal dalam perluasan kelas menengah dibanding Malaysia dan Thailand.  

Adapun salah satu faktor utama ketimpangan di Indonesia adalah kesenjangan pendapatan antara perkotaan dan pedesaan, di mana pendapatan masyarakat perkotaan 1,6 kali lebih tinggi dibanding masyarakat di pedesaan.

Jika dibandingkan dengan negara berkembang lain, Indonesia memiliki ketimpangan lebih rendah dibandingkan Nigeria (0,43) dan India (0,35), meskipun tantangan kemiskinan absolut di India masih lebih besar. 

Namun, dalam konteks negara maju, Indonesia masih jauh dari negara-negara Nordik seperti Norwegia dan Slovenia, yang memiliki tingkat ketimpangan sangat rendah berkat sistem pajak progresif dan perlindungan sosial yang kuat.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya