Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Pabrik-pabrik Lesu Hadapi Ancaman Tarif Trump

RABU, 02 APRIL 2025 | 09:09 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Beberapa pabrik di dunia mengalami penurunan produksi. Namun, aktivitas pabrik meningkat. 

Survei global yang dikutip Reuters mengungkapkan, aktivitas tersebut lebih pada kegiatan pengiriman barang kepada pelanggan. Ini dilakukan sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberlakukan tarif baru yang akan diluncurkan sesaat lagi. 

Trump akan mengumumkan usulan tarif yang disebutnya sebagai Liberation Day atau "Hari Pembebasan", pada Rabu 2 April 2025 waktu setempat. 


Sebelumnya Trump telah menerapkan pungutan pada aluminium, baja, dan mobil, dan kenaikan tarif pada semua impor barang dari China.

Trump mengatakan tidak ada negara yang akan terhindar dari kebijakan tarif tersebut. Kebijakan ini telah lama membuat pasar bergejolak, diliputi kekhawatiran akan terjadi pukulan terbaru bagi ekonomi global. 

Meski aktivitas pengiriman meningkat, namun survei Indeks Manajer Pembelian (PMI) menunjukkan bahwa pabrik-pabrik di Asia sebagian besar melemah pada Maret, ditambah dengan permintaan global yang menyusut.

Pabrik di Jepang juga mengalami kemerosotan produksi, anjlok paling cepat dalam setahun. Survei Tankan Jepang bahkan menunjukkan sentimen bisnis produsen besar mencapai titik terendah dalam satu tahun.

Survei Tankan merupakan penilaian triwulanan terhadap kondisi bisnis di Jepang.

Penurunan produksi juga terjadi di pabrik-pabrik Korea Selatan yang tumbuh lebih lambat dari ekspektasi. Produksi pabrik di Taiwan juga menjadi lebih lemah.

China adalah salah satu pengecualian. Aktivitas di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu meningkat karena pabrik-pabrik bergegas memproduksi dan mengirimkan barang kepada pelanggan sebelum AS memberlakukan tarif baru.

Analis mengatakan, industri China diuntungkan oleh " front-running tariff ". 

"Namun, tidak akan lama, sebelum tarif AS berubah dari pendorong menjadi penghambat," kata Julian Evans-Pritchard, ekonom di Capital Economics. 

Peningkatan aktivitas di awal juga disebut sebagai faktor yang kemungkinan berada di balik kebangkitan industri manufaktur Eropa yang telah lama menderita. PMI untuk zona Euro yang beranggotakan 20 negara menunjukkan, output meningkat untuk pertama kalinya dalam dua tahun.

"Bagian penting dari pergerakan ini mungkin berkaitan dengan pemesanan dari AS sebelum tarif diberlakukan, yang berarti reaksi keras akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang," kata Cyrus de la Rubia, kepala ekonom di Hamburg Commercial Bank.

Jerman, perekonomian terbesar di Eropa, mengalami peningkatan produksi pertamanya dalam hampir dua tahun, sementara penurunan produksi mereda di Prancis. 

Sementara, produsen Inggris mengalami hari-hari yang berat sepanjang Maret. Ancaman tarif dan kenaikan pajak yang akan datang berkontribusi pada penurunan pesanan baru dan surutnya optimisme.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya