Berita

Tsamara Amany/Net

Politik

Tsamara Amany: Demokrasi Adalah Kebebasan Memilih, Bukan Intimidasi

SABTU, 29 MARET 2025 | 22:12 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Fenomena boikot, cancel culture, hingga intimidasi yang belakangan terjadi terhadap masyarakat yang memilih pasangan calon tertentu dalam Pemilu 2024, bisa menjadi reaksi yang sudah termasuk berlebihan.

Begitu dikatakan pegiat politik Tsamara Amany. Dia menyayangkan bahwa gerakan ini semakin menyerupai perburuan yang tidak berkesudahan.

“Belakangan ini ramai gerakan boikot, cancel culture, bahkan intimidasi. Lama-lama ini gerakannya sepertimemburu secara habis-habisan siapapun yang pilihannya 02 kemarin,” ujar Tsamara melalui postingan di Instagram, Sabtu 29 Maret 2025.


Tsamara juga menyoroti bagaimana sejumlah figur publik dan influencer bahkan merasa perlu mengklarifikasi atau meminta maaf atas pilihan politik mereka. Namun, meskipun sudah melakukan hal tersebut, mereka tetap menjadi sasaran kritik dan serangan.

“Pemilu sudah selesai dan Pak Prabowo telah dilantik sebagai presiden untuk seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang pilihan politiknya. Kita harus move on dan fokus ke depan daripada terus-menerus mempermasalahkan pilihan politik masa lalu,” katanya.

Lebih lanjut, Tsamara mengingatkan bahwa demokrasi seharusnya menjunjung tinggi kebebasan memilih tanpa ancaman atau paksaan. 

Ia mempertanyakan apakah cancel culture terhadap kelompok tertentu justru bukan bentuk lain dari teror dalam demokrasi.

“Kita semua sedang memperjuangkan demokrasi, tapi di saat yang sama justru banyak yang mengglorifikasi doxing dan cancel culture terhadap orang-orang yang berbeda pilihan politik. Apakah ini demokrasi? Apakah ini bukan standar ganda?” tambahnya.

Menurut Tsamara, demokrasi tidak hanya memberikan hak kepada mereka yang turun ke jalan untuk berdemonstrasi, tetapi juga melindungi hak mereka yang memilih untuk tidak ikut serta.

“Yang ikut demo itu hak, yang tidak ikut demo juga hak. Yang pro terhadap pemerintah itu hak, yang mengkritik juga hak. Kebebasan memilih adalah esensi dari demokrasi,” tandasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya