Berita

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)/Ist

Bisnis

IHSG Anjlok karena Ketidakpercayaan terhadap APBN

JUMAT, 21 MARET 2025 | 05:12 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Pemerintah tidak boleh tinggal diam dalam melihat pasar modal Indonesia yan mengalami tekanan signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Bahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hampir tujuh persen pada sesi satu perdagangan, Selasa 18 Maret 2025.

"Jika dibiarkan bisa menjadi reaksi yang tidak bisa dimaafkan, vote of no confidence terhadap pemerintah," kata Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J Rachbini dalam keterangannya yang dikutip Jumat 21 Maret 2025.


Didik mendorong pemerintah agar ramah terhadap pasar dan membuat kebijakan yang mampu menarik investor.

Sebab, dari pandangan Didik, masih banyak program pemerintah yang menimbulkan ketidakpastian pelaku pasar. Seperti kondisi fiskal dan perilaku kebijakan melenceng, agresif kurang berdasar faktual, defisit anggaran melebar, hingga penerimaan pajak seret. 

Ketidakpercayaan terhadap APBN adalah juga penyebab dari ketidakpercayaan pasar terhadap kebijakan pemerintah.

"Kebijakan terhadap APBN yang sudah buruk pada pemerintahan sebelumnya, kita melihat dicabik-cabik dengan pola komando, bukan proses demokrasi ekonomi yang transparan, terbuka dan masuk akal," kata Didik. 

Masalah utang yang dikritik publik, lanjut Didik, selalu mendapat reaksi yang 'denials' dan meremehkan masukan-masukan teknokratis dari ekonomi, ahli dan pengamat. 

"Defisit penerimaan APBN yang diumumkan terlambat juga memperjelas bahwa pengelolaan APBN tidak prudent," kata Didik.

Menurut Didik, pasar melihat kebijakan fiskal yang sekarang sebagai faktor yang membahayakan. Pasar melihat hal ini sebagai ancaman terhadap stabilitas makroekonomi, termasuk pertumbuhan ekonomi, inflasi dan nilai tukar.

"Investor memilih menarik diri lebih dini daripada menghadapi risiko besar modalnya ambles," kata Didik. 

Sumber masalah, kata Didik, sangat jelas dan terang benderang, tinggal pemerintah apakah akan membuka diri untuk perbaikan. 

"Jika tidak, dampaknya jelas, kepercayaan pasar akan terus merosot, investor terganggu untuk investasi di Indonesia," kata Didik.

"Apakah bisa mencapai pertumbuhan delapan persen seperti janji kampanye? Lupakan dulu mimpi ini, pemerintah perlu bergandengan dan berbaik kebijakan dengan pasar," sambungnya.






Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya