Berita

Wakil Ketua Komisi IV DPR Alex Indra Lukman/Ist

Politik

Mentan dan Bapanas Beda Pandang Soal Beras Berkutu, Alex Indra: Koordinasi yang Mahal

SENIN, 17 MARET 2025 | 17:47 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Cara menteri kabinet Merah Putih menyikapi temuan Komisi IV DPR tentang beras impor berkutu di gudang Bulog Yogyakarta, menandakan "mahalnya" koordinasi di antara para pembantu Presiden Prabowo Subianto.

Wakil Ketua Komisi IV DPR Alex Indra Lukman mengatakan, koordinasi yang dimaksud adalah munculnya cara pandang yang berbeda pada temuan beras berkutu itu.

"Menteri Pertanian menyebut, beras berkutu itu tidak akan dipakai lagi. Sementara, Kepala Bapanas mengatakan, beras berkutu itu masih dapat dikonsumsi," ujar Alex Indra kepada wartawan, Senin 17 Maret 2025.


"Terasa mahal sekali sebuah pekerjaan bernama 'koordinasi' di antara para pembantu presiden ini," imbuh Legislator PDI Perjuangan ini.

Adapun temuan beras berkutu di Gudang Bulog yang diutarakan Ketua Komisi IV DPR, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto dalam rapat Komisi IV dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Selasa 11 Maret 2025.

Pada rapat itu, Titiek mengungkapkan temuan beras sisa impor tahun lalu yang masih tersimpan di gudang Bulog Yogyakarta, kini dalam kondisi berkutu.

Soal temuan itu, Mentan Amran Sulaiman menyampaikan jumlah beras dalam kondisi rusak itu berada pada angka 100 ribu hingga 300 ribu ton. Jumlah ini masih laporan sementara yang belum dapat dipastikan.

"Yang pasti, ada 10 ton beras berkutu di gudang Bulog Yogyakarta," kata Amran.

Sementara Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan, stok beras berkutu masih dapat dikonsumsi, setelah melewati proses fumigasi atau pengendalian hama.   

Bagi Alex Indra, pernyataan tersebut tentu disayangkan. Kata dia, persoalannya bukan dari benar atau tidaknya pilihan yang diambil masing-masing para pembantu presiden itu.

"Akan tetapi, tentang bagaimana masyarakat memotret para pembantu presiden dalam menjalankan roda pemerintahan," tuturnya.

Tak adanya satu kebijakan dalam menangani sebuah persoalan, menurut Alex, menandakan kentalnya ego sektoral masing-masing kementerian dan lembaga-lembaga negara.

Jika tak bisa menyelesaikan masalah dalam satu suara, masih kata Alex, bagaimana akan berbicara tentang menyukseskan program kerja swasembada pangan sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

"Mungkin saja nanti, jika program swasembada pangan ini sukses, yang akan terjadi itu saling klaim jadi pihak yang paling berjasa," tandasnya.

Populer

Beri Alasan Baru untuk Usulan Pergantian Wapres, Refly Harun: Yang Paling Jelas Fufufafa

Jumat, 25 April 2025 | 05:15

Jokowi Kini Disebut Lulusan Fakultas Kedokteran UGM

Kamis, 17 April 2025 | 08:48

Walikota Surabaya Akan Cabut Izin Perusahaan yang Tahan Ijazah Karyawan

Sabtu, 19 April 2025 | 01:32

Jokowi Lakukan Serangan Balik di Tengah Polemik Ijazah

Minggu, 20 April 2025 | 07:52

Pemberi Utang Terbesar ke RI Kompak Turunkan Pinjaman

Sabtu, 19 April 2025 | 08:57

China Runtuhkan Boeing, IHSG-Rupiah Kompak Jatuh

Kamis, 17 April 2025 | 00:47

Purnawirawan TNI Tuntut Gibran Mundur, Begini Respons Ketua MPR

Jumat, 25 April 2025 | 19:11

UPDATE

Presiden Irlandia Serang Netanyahu di Pemakaman Paus Fransiskus

Minggu, 27 April 2025 | 13:32

Perkuat Diplomasi, Berantas Illegal Fishing Tak Cukup dengan Patroli

Minggu, 27 April 2025 | 13:26

Ledakan Tangki Kimia Iran Tewaskan 18 Orang dan Lukai 800 Lainnya

Minggu, 27 April 2025 | 13:10

Putusan Tak Dilaksanakan, Bupati Banggai Diadukan ke Presiden Prabowo

Minggu, 27 April 2025 | 12:47

Vivid Seats Ketahuan Jual Tiket Piala Dunia 2026 Ilegal Seharga Rp800 Juta

Minggu, 27 April 2025 | 12:32

Usul Pemakzulan Wapres Gibran Bukan Hal Terlarang

Minggu, 27 April 2025 | 12:25

Konklaf Siap Dimulai Usai Pemakaman Paus Fransiskus

Minggu, 27 April 2025 | 11:38

Ormas Perlu Dibina, Premanisme Harus Dihukum

Minggu, 27 April 2025 | 11:11

KPK Pelajari Panggil Sosok "Ibu" di Kasus Harun Masiku

Minggu, 27 April 2025 | 10:25

Trump Tuntut Kapal AS Gratis Melintas Kanal Panama dan Suez

Minggu, 27 April 2025 | 10:12

Selengkapnya