Berita

Momen pertemuan Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte beberapa waktu lalu/Ist

Politik

Jokowi Bisa Bernasib Sama seperti Duterte

JUMAT, 14 MARET 2025 | 23:27 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi lebih baik banyak berdiam diri di rumah pribadinya di Solo, Jawa Tengah, agar tidak bernasib sama seperti mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Peringatan tersebut disampaikan pegiat media sosial yang juga seorang dokter, dr Tifauzia Tyassumah atau Dokter Tifa melalui akun X pribadinya yang dikutip Jumat 14 Maret 2025.

Menurut Dokter Tifa, ayah kandung Wapres Gibran Rakabuming Raka itu mungkin selamat dari hukum di Indonesia, namun hal ini tidak berlaku di hukum International.

“Penangkapan Duterte oleh Mahkamah Internasional ini sebagai peringatan Jokowi agar jangan pecicilan lagi dan sok iye,” tulis Dokter Tifa.

“Selamat di hukum dalam negeri, bisa ngga selamat di hukum internasional. Lihat tuh Duterte digelandang ke Den Haag,” sambungnya.

Terlebih, Dokter Tifa mengingatkan bahwa Jokowi masuk finalis Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Artinya, kata Dokter Tifa, Jokowi sudah masuk pantauan International.

“Ingat! Udah jadi Finalis OCCRP!
Artinya apa? Internasional udah monitor,” kata Dokter Tifa.

Dokter Tifa menekankan, korupsi bagi dunia internasional bukan hanya menggarong duit negara yang bukan haknya, tetapi juga soal HAM.

"Karena uang korupsi adalah uang yang semestinya digunakan untuk memakmurkan rakyat, bukan memakmurkan keluarga dan kroni!,” kata Dokter Tifa.

Dokter Tifa memberikan saran agar Jokowi memilih untuk istirahat dan berdiam diri di Solo.

“Dah diem aja di Solo. Jangan keluyuran kemana mana lagi. Udahan cosplay jadi presidennya,” kata Dokter Tifa.

“Kita rakyat udah sebel. Ntar kita panggilin ICC loh!,” pungkasnya.

Diketahui, mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte menjalani sidang perdananya di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada Jumat, 14 Maret 2025. 

Duterte menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait dengan perang berdarah melawan narkoba yang ia galakkan selama masa kepemimpinannya.  

Pria berusia 79 tahun itu dituduh melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, khususnya pembunuhan, atas kebijakan kerasnya terhadap pengguna dan pengedar narkoba yang menurut kelompok hak asasi manusia telah menewaskan puluhan ribu orang.




 



Populer

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Usia Pensiun TNI Bakal Diperpanjang, Ketum PEPABRI: Kalau 58 Tahun Kan Masih Lucu-Lucunya

Senin, 10 Maret 2025 | 19:58

KPK Kembali Panggil Pramugari Tamara Anggraeny

Kamis, 13 Maret 2025 | 13:52

Ekonom: Hary Tanoe Keliru Bedakan NCD dan ZCB

Kamis, 13 Maret 2025 | 19:53

UPDATE

Loyalis Jokowi, Jeffrie Geovanie Sangat Tidak Layak Gantikan Menteri BUMN Erick Thohir

Sabtu, 15 Maret 2025 | 11:22

Rapor IHSG Sepekan Lesu, Kapitaliasi Pasar Anjlok Rp215 Triliun

Sabtu, 15 Maret 2025 | 11:07

DJP: Pajak Ekonomi Digital Capai Rp33,56 Triliun hingga Akhir Februari 2025

Sabtu, 15 Maret 2025 | 10:47

Kualitas Hilirisasi Ciptakan Lapangan Kerja Lebih Luas

Sabtu, 15 Maret 2025 | 10:44

Pengacara Klaim Duterte Diculik karena Dendam Politik

Sabtu, 15 Maret 2025 | 10:19

Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Usai Cetak Rekor Tertinggi

Sabtu, 15 Maret 2025 | 10:08

Menko Airlangga Ajak Pengusaha Gotong Royong

Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:48

Fraksi PAN Salurkan 3.000 Paket Sembako untuk Rakyat

Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:47

Universitas Columbia Cabut Gelar Akademik 22 Mahasiswa

Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:34

Tanggapi Usulan Menhub, Kadin: Tidak Semua Usaha Bisa Terapkan WFA Saat Mudik

Sabtu, 15 Maret 2025 | 09:13

Selengkapnya