Pasar saham Wall Street turun tajam pada penutupan perdagangan Kamis 13 Maret 2025 waktu setempat. Ketegangan perdagangan global semakin meningkat dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali meluncurkan kebijakan tarif baru terkait minuman beralkohol
Dikutip dari Reuters, Dow Jones Industrial Average ditutup turun 537,36 poin, atau 1,30 persen, menjadi 40.813,57.
S&P 500 juga turun 77,78 poin, atau 1,39 persen, menjadi 5.521,52.
Nasdaq Composite Index melemah 345,44 poin, atau 1,96 persen, menjadi 17.303,01.
Kemarin, Uni Eropa (UE) menanggapi kebijakan tarif AS terhadap baja dan aluminium dengan mengenakan pajak 50 persen terhadap ekspor wiski Amerika.
Kebijakan baru itu justru membuat Trump semakin meradang, ia mengancam di Truth Social akan mengenakan tarif 200 persen terhadap impor anggur dan minuman beralkohol Eropa.
S&P 500 ditutup 10,1 persen di bawah rekor penutupan tertingginya pada 19 Februari, yang mengonfirmasi bahwa indeks berbasis luas tersebut mengalami koreksi sejak saat itu.
Indeks Transportasi Dow Jones, yang secara luas dipandang sebagai barometer kesehatan ekonomi Amerika, berakhir 18,9 persen di bawah rekor penutupan tertingginya pada 25 November; penurunan 20 persen atau lebih di bawah level tersebut akan mengonfirmasi bahwa indeks tersebut berada dalam bear market.
Di antara 11 sektor utama S&P 500, semua kecuali utilitas berakhir di wilayah negatif, dengan jasa komunikasi dan consumer discretionary jatuh paling dalam.
Saham Intel terbang 14,6 persen setelah produsen chip itu menunjuk veteran industri, Lip-Bu Tan, sebagai kepala eksekutif.
Saham Adobe turun 13,9 persen setelah perusahaan perangkat lunak itu memperkirakan pendapatan kuartalan sesuai dengan estimasi. Sementara saham Apple Anjlok 3,36 persen.
Volume di bursa Wall Street tercatat 15,11 miliar saham, dibandingkan rata-rata 16,60 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.