Berita

Ilustrasi (Foto: Antara)

Bisnis

Hantu Resesi Pukul Rupiah, Dolar AS Kukuh di Rp16.440

RABU, 12 MARET 2025 | 21:27 WIB | OLEH: ADE MULYANA

KEKHAWATIRAN pelaku pasar akan terjadinya resesi pada perekonomian AS terlihat masih terus dipiara. Meski sejumlah analis menilai kekhawatiran resesi tersebut sebagai terlalu berlebihan, kepanikan tetap kukuh mewarnai jalannya sesi perdagangan hari kedua pekan ini di pasar uang global.

Latar dari kekhawatiran tersebut tak lain datang dari kebijakan penaikkan tarif masuk oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. Sejumlah analis masih menekankan bahwa peluang terjadinya resesi di tahun 2025 yang kini memang meningkat menjadi 35 persen dari sebelumnya yang sebesar 15 persen. Namun serangkaian kebijakan lain dan rilis data lain memperlihatkan masih cukup kokohnya kinerja perekonomian dan keyakinan resesi bisa jadi sekedar hantu belaka.

Namun kekhawatiran akan resesi yang bertahan ini masih mampu menghadirkan tekanan jual lanjutan pada mata uang utama dunia. Dan situasi tersebut kemudian menjalar di sesi perdagangan pertengahan pekan ini di Asia, Rabu 12 Maret 2025. Pelaku pasar di Asia terkesan kompak mengikuti irama pesimisme yang sedang berkembang.


Akibatnya, seluruh mata uang Asia kembali jatuh dalam zona merah. Pantauan menunjukkan, meski pelemahan yang terjadi di Asia cenderung terbatas, kukuhnya tekanan jual lanjutan membuat sejumlah mata uang Asia mendekati titik termurahnya. Hingga sesi perdagangan sore ini berlangsung, mata uang Baht Thailand mengalami pelemahan tertajam di Asia dengan merosot curam hingga kisaran 1 persen. Selebihnya, mata uang Asia terkesan cenderung melemah dalam rentang terbatas.

Tak terkecuali dengan Rupiah, yang terlihat konsisten menjejak zona pelemahan di sepanjang sesi hari ini. Hingga ulasan ini disunting, Rupiah terpantau bertengger di kisaran Rp16.440 per Dolar AS atau melemah 0,25 persen. Kinerja merah yang kembali ditorehkan Rupiah kali ini sekaligus kian mengukuhkan tren pelemahan yang masih bertahan.

Pantauan pada Rupiah juga menunjukkan, rilis data domestik menyangkut pertumbuhan penjualan ritel yang mewarnai jalannya sesi perdagangan. Penjualan ritel diklaim tumbuh 0,5 persen pada Januari lalu atau melambat dibanding bulan sebelumnya. Namun suntikan sentimen domestik ini terkesan jauh dari mampu untuk menyeberangkan Rupiah ke zona penguatan.

Secara keseluruhan, sikap pelaku pasar kini mencoba bertaruh pada rilis data inflasi bulanan AS yang diagendakan pada Rabu malam nanti waktu Indonesia Barat, untuk menentukan arah gerak lebih jauh.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya