Platform media sosial X mengalami gangguan besar yang mempengaruhi akses pengguna di seluruh dunia.
Gangguan ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna X di berbagai negara, termasuk Indonesia, yang mengalami kesulitan mengakses platform tersebut sepanjang malam.
Laporan dari
Downdetector menunjukkan bahwa gangguan ini dimulai pada Senin malam, 10 Maret 2025, sekitar pukul 20:45 WIB dan mencapai puncaknya pada pukul 22:00 WIB, dengan lebih dari 41.000 laporan pengguna mengalami masalah akses.
Elon Musk, pemilik X, menyatakan bahwa platformnya menjadi target serangan siber besar yang terorganisir.
"Kami diserang setiap hari, tetapi ini dilakukan dengan banyak sumber daya. Entah itu kelompok besar yang terkoordinasi dan/atau sebuah negara yang terlibat," kata Musk dalam sebuah posting di X, seperti dikutip dari
Reuters, Selasa, 11 Maret 2025.
Ia tidak menjelaskan secara rinci apa yang ia maksud dengan "banyak sumber daya" dan komentarnya mengundang skeptisisme dari para spesialis keamanan siber,
Dalam wawancara dengan Fox Business, Musk mengklaim bahwa serangan tersebut berasal dari alamat IP di wilayah Ukraina.
Namun, para pakar keamanan siber meragukan klaim ini karena teknik seperti IP spoofing bisa digunakan untuk menyembunyikan asal sebenarnya.
Sumber industri mengatakan sebagian besar lalu lintas jahat yang menyerang X berasal dari Amerika Serikat, Vietnam, Brasil, dan negara lain, dengan jumlah serangan langsung dari Ukraina yang dianggap tidak signifikan.
Kelompok peretas pro-Palestina bernama Dark Storm kemudian mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, belum ada bukti kuat yang menghubungkan klaim tersebut dengan pernyataan Musk.