Berita

Ilustrasi Rice Milling/Istimewa

Politik

Penyerapan Gabah Lokal Belum Maksimal, Bulog Sumsel Didorong Bangun Banyak Rice Milling

SENIN, 10 MARET 2025 | 05:28 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Ketua Komisi II DPRD Sumatera Selatan (Sumsel), Ayu Nur Suri, menyoroti lemahnya penyerapan gabah lokal serta minimnya perlindungan harga bagi petani. 

Untuk itu ia meminta Perum Bulog Kanwil Sumsel-Babel segera membangun fasilitas penggilingan padi (rice milling) di sentra produksi guna memutus dominasi tengkulak, mempercepat hilirisasi, dan menjaga harga gabah tetap stabil.

“Sumsel ini penghasil padi besar, tapi petaninya terus dirugikan karena Bulog belum punya rice milling sendiri. Selama ini kita cuma jadi penonton permainan harga di lapangan. Sudah saatnya Bulog turun tangan penuh dengan alat produksi sendiri,” ujar Ayu, diwartakan RMOLSumsel, Minggu, 9 Maret 2025.


Ayu mengungkapkan bahwa pada 2025, Sumsel diperkirakan menghasilkan 2,9 juta ton gabah kering panen (GKP). Namun, ironisnya, dari jumlah tersebut, Bulog hanya mampu menyerap sekitar 160 ribu ton beras. Sehingga sebagian besar hasil panen petani dilepas ke pasar bebas tanpa perlindungan harga, membuka celah bagi tengkulak.

“Bayangkan, produksi kita nyaris tiga juta ton, tapi Bulog cuma serap segitu (160 ribu ton). Sisanya ke mana? Jelas jatuh ke tangan tengkulak. Kalau begini terus, petani kita tidak akan pernah sejahtera,” tegasnya.

Lebih lanjut, Ayu menyoroti bahwa hingga kini Bulog Sumsel belum memiliki fasilitas rice milling sendiri. Seluruh proses penggilingan masih menggantungkan diri pada pihak ketiga, yakni 23 pengusaha penggilingan padi yang terikat kontrak. Hal ini menyebabkan Bulog kesulitan menjaga standar kualitas, efisiensi biaya, serta kontrol harga.

“Kalau Bulog punya rice milling sendiri, semua rantai produksi bisa dikendalikan. Harga lebih stabil, kualitas lebih terjamin, petani juga tidak lagi dipaksa menjual murah karena tidak ada pilihan lain,” tambahnya.

Ayu juga menegaskan pentingnya penerapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) terbaru sesuai Kepbadan Nomor 2 Tahun 2025, yang menetapkan harga GKP di tingkat petani sebesar Rp6.500 per kilogram.

“Saya tegaskan, jangan ada yang main mata soal harga. Kalau ada yang beli gabah di bawah Rp6.500, itu pelanggaran. Bulog wajib jadi garda terdepan menjaga harga petani,” tegasnya.

Adapun rincian harga resmi penyerapan Bulog 2025 adalah GKP di petani Rp6.500/kg, GKP di penggilingan Rp6.700/kg, Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan Rp8.000/kg, GKG di gudang Bulog Rp8.200/kg, dan beras di gudang Bulog Rp12.000/kg. 

Namun, di lapangan, banyak petani yang masih terpaksa menjual gabah di bawah HPP karena lemahnya daya serap Bulog dan kuatnya kendali tengkulak.

Melihat situasi ini, DPRD Sumsel dalam waktu dekat akan merekomendasikan kepada Gubernur Sumsel untuk memanggil seluruh asosiasi pengusaha penggilingan padi guna membentuk forum komunikasi yang fokus menjaga keseimbangan harga gabah dan beras di tingkat petani hingga konsumen.

“Ini soal keadilan dan keberpihakan. Kita harus duduk satu meja: pemerintah, Bulog, pengusaha, dan petani. Kalau tidak ada sinergi, harga terus dikendalikan segelintir pemain, dan petani cuma jadi korban,” ujarnya.

Selain mendorong pembangunan rice milling, Ayu juga meminta pemerintah provinsi memperkuat pendampingan petani, mulai dari distribusi pupuk bersubsidi, teknologi pertanian modern, hingga akses pemasaran. Menurutnya, hilirisasi padi harus dilakukan secara menyeluruh agar Sumsel tidak hanya menjadi penghasil gabah, tetapi juga pusat produksi beras berkualitas tinggi.

“Potensi kita luar biasa, tapi tanpa keberanian membangun ekosistem pangan yang adil, petani kita akan terus dikalahkan. Kita tidak boleh biarkan itu terjadi,” pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya