Berita

Ilustrasi logo OenAI (Foto: RMOL/Reni Erina)

Dunia

Kematian Mantan Karyawan OpenAI Masih Misteri, Bundir atau Sengaja Dihilangkan?

SABTU, 08 MARET 2025 | 14:34 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kematian karyawan OpenAI sekaligus whistleblower ChatGPT Suchir Balaji masih menyisakan kejanggalan bagi sejumlah kalangan hingga saat ini.

Meskipun pihak berwenang telah menyatakan kematian Balaji sebagai bunuh diri, orangtuanya menuduh OpenAI sengaja menghilangkan nyawa peneliti muda tersebut.

Balaji adalah peneliti kecerdasan buatan asal Amerika Serikat (AS) yang lahir pada 21 November 1998. Ia bekerja di OpenAI selama hampir empat tahun sebelum mengundurkan diri pada Agustus 2024 karena merasa tidak sejalan dengan praktik bisnis perusahaan tersebut. 


Setelah keluar, Balaji menuduh OpenAI melanggar undang-undang hak cipta AS dalam pengembangan model bahasa besar mereka, seperti GPT-4, yang digunakan dalam chatbot ChatGPT. 

Ia berpendapat bahwa produk seperti ChatGPT melanggar hukum hak cipta karena dilatih menggunakan data dari pesaing bisnis dan karena output chatbot dapat meniru serta menggantikan produk tersebut. 

Pada 26 November 2024, Balaji ditemukan tewas di apartemennya di San Francisco akibat luka tembak di kepala. 

Pihak berwenang, termasuk Departemen Kepolisian San Francisco dan Kantor Pemeriksa Medis Kepala San Francisco, menyimpulkan bahwa kematiannya adalah bunuh diri. Penyelidikan menunjukkan bahwa pintu apartemennya terkunci dari dalam tanpa tanda-tanda masuk paksa, dan tidak ada bukti keterlibatan pihak lain. 

Orangtua Balaji tidak terima dengan laporan polisi. Mereka bahkan menuntut FBI untuk melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. Mereka juga mengumpulkan 85.000 Dolar AS untuk membayar biaya pengacara, penyidik, dan ahli lainnya untuk membuktikan bahwa putra mereka dibunuh.

Setelah kasus tersebut menarik perhatian, Elon Musk, yang merupakan salah satu pendiri OpenAI menunjukkan dukungannya kepada orangtua Balaji dan menyebut kasus tersebut "sangat memprihatinkan".

Kasus ini kembali menjadi perhatian saat DailyMail pada laporannya bulan lalu memuat foto-foto terbaru yang  menunjukkan darah menggenang di samping kamar mandi tempat kepala Balaji tergeletak, dan beberapa darah terlihat berceceran di sekitar kamar mandi yang jauh dari mayat, yang menimbulkan pertanyaan tentang teori bunuh diri.

Foto-foto itu memperlihatkan earbud nirkabel milik Balaji dan sesuatu yang tampak seperti rambut sintetis pada noda darah di kediamannya di San Francisco.

Rumahnya juga tampak digeledah seperti ada yang mencari sesuatu.

"Setelah melihat begitu banyak darah di mana-mana, saya tidak tahu bagaimana mereka mengira itu bunuh diri," kata ayah Balaji kepada Daily Mail.

Orangtua Balaji, Poornima Ramarao dan Balaji Ramamurthy, telah menyewa seorang profesor patologi dari UCLA, Dinesh Rao. Ia menulis laporan awal yang berisi foto-foto tempat kejadian perkara yang memperlihatkan kondisi ruangan.

Foto-foto apartemen tersebut juga memperlihatkan genangan darah yang besar di luar kamar mandi dan earphone lainnya, beserta tas belanja berwarna merah. 

Rao menyebut penyelidikan polisi tidak lengkap dan tidak memadai, dengan mengatakan bahwa mereka melewatkan petunjuk penting seperti rambut palsu dan earphone. Ia menyebutnya sebagai "kesalahan yang sangat serius". 

Rao mengatakan kondisi apartemen Balaji "lebih mungkin terlihat di lokasi kejadian pembunuhan dan jarang terlihat di kasus dugaan bunuh diri".

Dalam pengungkapan yang lebih mengejutkan, ibu Balaji mengklaim bahwa otopsi pribadi yang dibiayainya menunjukkan bahwa putranya ditembak dari atas.

Orangtuanya mengklaim Balaji diserang dari belakang saat ia sedang mendengarkan musik sambil menggosok gigi. Mereka mengklaim kepalanya terbentur dinding atau lemari.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya