Berita

Kepala Pusat Kajian Maritim Sekolah Staf dan Komando (Kapusjianmar) Laksamana Pertama TNI Salim/Ist

Pertahanan

Kapusjianmar Kupas Asymmetric Warfare kepada Pasis Seskoal

JUMAT, 07 MARET 2025 | 15:46 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Memanasnya situasi global membuat potensi terjadinya asymmetric warfare kian memuncak. Hal itu menandai adanya pergeseran generasi peperangan yang semakin canggih hingga tak dikenali siapa musuhnya.

Demikian poin utama yang disampaikan Kepala Pusat Kajian Maritim Sekolah Staf dan Komando (Kapusjianmar) Laksamana Pertama TNI Salim dalam kegiatan belajar kepada Pasis Dikreg Seskoal Angkatan ke-63 di Bumi Cipulir Seskoal, Jakarta, Jumat, 7 Maret 2025.

Laksma Salim menjelaskan bahwa asymmetric warfare memiliki ciri   penggunaan strategi, taktik dan teknologi inovatif untuk menghindari peperangan secara langsung. 


“Saat ini terkadang negara harus menghadapi non state actor. Kemudian harus bisa membedakan pemberontakan dan kontra pemberontakan, perang gerilya, terorisme dan kontraterorisme atau tipe hibrid,” ujar Salim.

Kandidat Doktor di Universitas Airlangga itu memberikan tugas kelompok kepada Pasis Seskoal untuk mendiskusikan potensi asymmetric warfare yang terjadi seluruh belahan dunia.

Peperangan model hibrid kini marak di belahan dunia. Hal itu tertuang dalam anatomi perang modern yang membagi bentuk ancaman hibrida. Di antaranya perang informasi, ancaman siber, perang ekonomi, disinformasi hingga bioterrorism.

“Ini semua tanda-tandanya sudah banyak di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir,” pungkas Salim.

Pemaparan materi itu mendapat antusias tinggi dari Pasis Seskoal dengan keaktifan bertanya. Beberapa isu kontemporer saat ini seperti regulasi untuk menghadapi perang siber, masalah pandemi Covid-19 hingga lemahnya minat Gen Z masuk tentara.        

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya