Berita

Bank Indonesia/Net

Bisnis

Ada Peluang Cari Untung dari Perang Dagang AS-China

KAMIS, 06 MARET 2025 | 22:51 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS), Kanada, dan China diperkirakan akan berdampak pada perekonomian Indonesia.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Juli Budi Winantya, mengungkapkan bahwa situasi ini akan membawa risiko sekaligus peluang bagi Indonesia.

“Perang dagang ini satu sisi memang ada risikonya, di sisi lain juga ada opportunity-nya, ada peluangnya yang bisa kita dapatkan,” kata Juli dalam Taklimat Media, di Jakarta pada Kamis 6 Maret 2025.


Ia menjelaskan bahwa salah satu dampak negatifnya adalah meningkatnya inflasi global akibat aksi balasan dari negara-negara yang terkena tarif impor AS. Sebagai contoh, China telah menerapkan tarif impor hingga 15 persen sebagai respons terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump.

“Memang yang terkait dengan apabila perang dagang diikuti retaliasi (kebijakan balasan) tentunya ada tendensi harga inflasi global akan cenderung meningkat,” katanya.

Namun, Juli juga menyoroti potensi peluang bagi Indonesia jika negara-negara yang terkena tarif impor AS mengalami hambatan dalam memasarkan produknya. Menurutnya Indonesia dan negara lain dapat mengambil alih pasar tersebut.

Juli menambahkan bahwa perang dagang ini bisa memperlambat ekspor Indonesia. Namun, di saat yang sama, Indonesia berpeluang mengisi celah yang ditinggalkan oleh negara-negara yang terkena tarif.

“Ini justru bisa (kesempatan) masuk negara-negara lainnya gitu, termasuk ke Indonesia dan ini justru harganya akan lebih murah. Jadi memang ada dua sisi, satu sisi memang bisa meningkatkan inflasi, tetapi di sisi lain juga ada kemungkinan untuk membawa inflasi lebih jauh, begitu juga dengan pertumbuhan,” tuturnya.

Adapun perang dagang ini semakin memanas setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif impor baru terhadap Kanada, Meksiko, dan China.

AS mengenakan bea masuk 25 persen untuk Meksiko dan Kanada, serta menggandakan tarif impor barang-barang dari China. Dalam kesempatan tersebut, China dan Kanada langsung merespons dengan tindakan balasan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya