Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Pasar Saham Eropa Tersungkur Gara-gara Tarif Trump, Terburuk dalam Enam Bulan

RABU, 05 MARET 2025 | 09:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pasar saham Eropa jatuh dari rekor tertinggi, setelah ancaman tarif Presiden Amerika Serikat (AS) berlaku untuk Kanada dan Meksiko.  

Investor khawatir tentang dampak kebijakan tersebut terhadap pertumbuhan global. Investor juga khawatir Uni Eropa akan menjadi target berikutnya, karena Trump memberlakukan bea masuk sebesar 25 persen bagi mobil dan impor lainnya dari UE minggu lalu.

Semua bursa regional berakhir di zona merah. Dikutip dari Reuters, indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup melemah 2,14 persen atau 12,06 poin menjadi 551,07 pada penutupan perdagangan Selasa 4 Maret 2025 atau Rabu pagi WIB. Keruntuhan ini adalah hari terburuk sejak Agustus 2024. 

Indeks DAX Jerman melemah dari rekor tertinggi yang dicapai pada sesi Senin lalu, yaitu merosot 3,54 persen atau 820,21 poin menjadi 22.326,81. 

Indeks FTSE 100 Inggris menyusut 1,27 persen atau 112,31 poin jadi 8.759,00. 

CAC Prancis kehilangan 1,85 persen atau 151,79 poin menjadi 8.047,92.

Sektor otomotif yang paling terpukul. Saham Stellantis jatuh 10,2 persen. BMW turun 5,9 persen. Ferrari jatuh 4,4 persen. 

Analis mengatakan, beberapa hari lalu masih ada harapan bahwa Trump hanya mengancam dan tidak benar-benar memberlakukan kebijakan tarif tersebut.  

"Pasar ekuitas global sedikit terkejut oleh hal itu," kata Joris Franssen, analis Van Lanschot Kempen.

"Pabrikan otomotif memiliki sebagian rantai pasokan dan manufaktur di luar Amerika, yang akan memukul bisnis ini... pertanyaan besarnya adalah apakah mereka dapat menetapkan harga tarif ini untuk end-consumer." lanjutnya. 

Jasa keuangan dan perbankan masing-masing anjlok 3,7 persen dan 3,8 persen. Saham sektor energi juga amblas 4,2 persen.

Selain tarif, Trump menghentikan bantuan militer ke Ukraina. Langkah ini agaknya  menegaskan bahwa negara-negara Eropa mungkin perlu meningkatkan anggaran pertahanan mereka.

Sektor kedirgantaraan dan pertahanan, yang mencapai rekor puncak pada sesi sebelumnya, akhirnya turun 1,5 persen.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya