Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Singapura Kembali Catat Angka Kelahiran Terendah, Pemerintah Bidik Imigran

SABTU, 01 MARET 2025 | 21:44 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Tingkat kelahiran di Singapura masih berada di titik terendah, dengan angka kesuburan yang tetap di bawah 1,0 sejak 2023. 

Menteri di Kantor Perdana Menteri Singapura, Indranee Rajah, menyatakan bahwa data awal menunjukkan jumlah bayi yang lahir pada 2024 mencapai 30.800, hanya sedikit lebih tinggi dari 30.500 kelahiran pada 2023.

"Efek tahun Naga telah berkurang selama bertahun-tahun, mencerminkan perubahan sikap dan prioritas di antara pasangan muda," ujar Indranee, seperti dikutip Channel News Asia, Sabtu 1 Maret 2025.


Bagi masyarakat etnis Tionghoa yang merupakan mayoritas di Singapura, tahun Naga biasanya dianggap sebagai waktu yang baik untuk memiliki anak. Namun, meskipun 2024 termasuk dalam tahun Naga, tren peningkatan kelahiran yang biasanya terjadi di periode ini tidak terlihat.

Menurut Indranee, rendahnya angka kesuburan dan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia membawa dampak besar bagi ekonomi dan struktur sosial Singapura. Oleh karena itu, isu ini tetap menjadi "prioritas nasional" yang harus segera diatasi.

Targetkan Imigran untuk Stabilkan Populasi

Untuk mengatasi krisis populasi akibat rendahnya angka kelahiran, pemerintah Singapura semakin mengandalkan kebijakan imigrasi. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan meningkatkan jumlah imigran yang memperoleh status penduduk tetap.

Sepanjang 2024, pemerintah memberikan kewarganegaraan kepada sekitar 24 ribu orang, termasuk 1.400 anak yang lahir di luar negeri dari orang tua warga Singapura. 

Selain itu, sekitar 35 ribu orang diberikan status penduduk tetap, angka yang sedikit lebih tinggi dibandingkan lima tahun terakhir.

Dalam satu dekade terakhir, lebih dari sepertiga pernikahan warga Singapura terjadi antara warga lokal dan pasangan dari luar negeri. 

Meski demikian, Indranee menegaskan bahwa pemerintah akan tetap berhati-hati dalam mengelola kebijakan imigrasi agar tetap menjaga keseimbangan sosial dan ekonomi negara.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya