Berita

Terlapor kasus dugaan penipuan atas nama Hadi Wahyudi di Polda Metro Jaya (kotak merah)/Ist

Hukum

Polisi Kembali Periksa Terlapor Kasus Penipuan Restoran

KAMIS, 20 FEBRUARI 2025 | 21:32 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Terlapor kasus dugaan penipuan dan penggelapan pembangunan resto bebek tepi sawah kembali diperiksa Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kamis, 20 Februari 2025.

Guna kepentingan penyidikan, pihak terlapor yang diperiksa adalah Hadi Wahyudi atas laporan yang dilayangkan pengusaha bernama Tedy Agustiansjah.

Sementara itu, kuasa hukum Tedy, Natalia Rusli menduga Hadi hanya berperan sebagai 'boneka' dalam kasus dugaan penipuan dan penggelapan yang ditaksir merugikan kliennya hingga Rp16 miliar.


Ia menduga, kontraktor usaha bebek tepi sawah, CV Hasta Karya Nusapala adalah perusahaan fiktif demi menggelapkan uang dan tanah milik kliennya.

Sebab, kata Natalia, tidak pernah ada aliran uang dari mitra bisnis kliennya, yakni Komisaris PT Mitra Setia Kirana, Titin kepada CV tersebut.

"Yang ada hanya seperti komisi atau uang kecil ke rekening Hadi yang diduga dijadikan boneka untuk memuluskan proses penipuan dan penggelapan dari keluar Titin," kata Natalia.

"Ternyata dalang di belakang semua ini adalah kerasukan keluarga dari Hengki, Titin, Andy, dan Sela selaku pemilik PT Mitra Kirana dan CV Hasta Karya Nusapala yang ingin merampas uang dan tanah milik dari pengusaha Tedy," terangnya.

Menurut Natalia, para terlapor awalnya berniat ingin menguras uang Tedy sebesar Rp42 miliar. Tapi karena Tedy tidak mau mengeluarkan uang lagi ke PT Mitra Setia Kirana, maka mereka mencoba upaya lain mendapatkan tanah milik kliennya.

Hal itu berdasarkan pengakuan dari Hadi Wahyudi dan hal itu sirna karena Tedy tidak mau memberikan dana lebih.

"Sedikit demi sedikit kasus ini mulai terbongkar," katanya.

Kasus ini bermula dari proyek pembangunan cabang Resto Bebek Tepi Sawah yang digagas oleh Titin alias Atin, Komisaris PT Mitra Setia Kirana, Titin bersama menantunya, Andy Mulya Halim. Mereka mengajak Tedy Agustiansjah untuk berinvestasi dalam proyek tersebut.

Namun, proyek ini tiba-tiba mangkrak dan lebih sakit lagi, kontraktor yang kini menggugat Tedy, CV Hasta Karya Nusapala ternyata dimiliki oleh Andy sendiri.

Sebelum pemeriksaan hari ini, Ditreskrimum Polda Metro Jaya juga sudah memeriksa tiga terlapor kasus tersebut pada Senin, 17 Februari 2025.

Pemeriksaan ini sebagai tindak lanjut dari laporan Tedy di Polda Metro pada awal Januari 2025. Ada tiga terlapor yang semuanya merupakan rekan bisnis Tedy, yakni Andy Mulya Halim, Titin, dan Hadi Wahyudi.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya