Berita

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN, Arief Poyuono/Ist

Politik

Arief Poyuono: Target 8 Persen Pertumbuhan Ekonomi Bisa Tercapai jika ICOR Turun

SELASA, 18 FEBRUARI 2025 | 18:06 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Biaya investasi atau Incremental Capital Output Ratio (ICOR) menjadi salah satu penyebab ekonomi Indonesia tertahan pada level 5 persen.

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN, Arief Poyuono mengatakan, ICOR di Indonesia terbilang masih mahal, yakni sebesar 6,5 pada tahun 2023.

"Tingginya ICOR di Indonesia akibat biaya ekonomi yang tinggi, belum adanya kepastian hukum, pungli, dan korupsi dan perencanaan yang buruk," kata Arief Poyuono, Selasa, 18 Februari 2025.


Untuk diketahui, ICOR merupakan salah satu parameter yang dapat menunjukkan tingkat efisiensi investasi di suatu negara. Semakin kecil angka ICOR, biaya investasi yang harus dikeluarkan semakin efisien juga untuk menghasilkan output tertentu.

Dengan poin ICOR 6,5, maka target pertumbuhan ekonomi 8 persen membutuhkan investasi Rp12.480 triliun atau setara dengan 52 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Poyuono mengurai, investasi bisa bersumber dari investasi pemerintah, swasta dalam negeri, dan juga investasi luar negeri atau Foreign Direct Investment (FDI). Namun, kata dia, sulit mengharapkan FDI berkualitas bisa mengalir dalam waktu dekat dalam jumlah besar.

"Kalaupun mengucur, pasti di sektor-sektor yang kurang berkualitas, seperti SDA, infrastruktur dan lainnya, yang ini tidak memberikan multiplier effect besar terhadap pertumbuhan ekonomi," sambungnya.

Ia menuturkan jika ingin investasi lebih berkualitas dan mendorong perekonomian secara maksimal, maka harus pada sektor industri properti yang akan menciptakan industri manufaktur.

"Target pertumbuhan ekonomi 8 persen pemerintahan Prabowo akan jadi hisapan jempol saja jika ICOR 6,5, setidaknya pertumbuhan ekonomi yang realistis untuk dicapai hanya di kisaran 4 persen hingga 5 persenan," tandasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya