Berita

Kunjungan Mahasiswa Magister Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan Universitas Pancasila ke Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan, Banten/Ist

Suara Mahasiswa

Solusi Sistem Transportasi Aman dan Efisien untuk Siswa di BSD

MINGGU, 16 FEBRUARI 2025 | 14:22 WIB

TRANSPORTASI dan pendidikan merupakan aspek yang berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Seiring dengan pertumbuhan populasi di Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Selatan, Banten, infrastruktur transportasi dan pendidikan berkembang pesat.

Untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan keduanya, diperlukan sistem transportasi yang berkelanjutan guna menjamin keamanan dan kesehatan siswa serta berdampak pada kemajuan ekonomi daerah melalui bidang pendidikan.

Biaya pendidikan sangat dipengaruhi oleh sistem transportasi yang digunakan, kualitas pendidik, kurikulum, jarak sekolah, serta fasilitas yang disediakan oleh institusi pendidikan.


BSD dikenal sebagai kawasan hunian elit dengan berbagai fasilitas modern, sehingga menimbulkan tantangan dalam pengembangan transportasi yang aman dan nyaman bagi siswa.

Transportasi menjadi komponen utama dalam biaya pendidikan keluarga di BSD. Berdasarkan data yang diperoleh, estimasi biaya transportasi harian untuk jarak 3-5 km adalah sebagai berikut, yaitu transportasi umum (angkot/bus) sebesar Rp5.000-Rp10.000 per perjalanan atau Rp10.000-Rp20.000 per hari.

Untuk transportasi ojek online pemilik rumah di BSD  harus mengeluarkan dana sebesar Rp15.000-Rp30.000 per perjalanan atau Rp30.000-Rp60.000 per hari. Kemudian untuk kendaraan pribadi Rp15.000-Rp30.000 per hari (termasuk bahan bakar, parkir, dan perawatan kendaraan).

Dengan demikian, biaya transportasi bulanan siswa dapat mencapai Rp300.000-Rp600.000 per siswa dari jumlah ini maka setiap orang tua harus memperhitungkan dengan matang bagaimana biaya pendidikan dan transportasi yang harus ditanggung.

Kemudian untuk biaya pendidikan di sekolah negeri umumnya lebih rendah dibandingkan sekolah swasta karena mendapat subsidi pemerintah. Namun, masih terdapat biaya tambahan seperti seragam, buku, ekstrakurikuler, dan ujian bagi sekolah negeri sekitar Rp5.000.000-Rp10.000.000 per tahun.

Sekolah swasta Rp30.000.000-Rp80.000.000 per tahun dan untuk Biaya Transportasi Rp3.600.000-Rp7.200.000 per tahun. Jumlah ini bisa meningkat jika terdapat lebih dari satu anak dalam keluarga yang bersekolah.

Di saat yang sama saat berhadapan dengan aturan zonasi sekolah yang diharapkan untuk memudahkan akses siswa ke sekolah, namun bagi siswa di BSD yang tidak berada di zona utama, transportasi tetap menjadi tantangan yang perlu jadi perhatian bagi orang tua siswa.

Berdasarkan diskusi dengan Bapak Dr. Ir. Wahyu Dewanto, GradDipEnvPlg, lokasi sekolah menjadi faktor utama dalam efisiensi transportasi. Orang tua cenderung memilih sekolah yang mudah dijangkau untuk menghemat waktu dan biaya.

Oleh karena itu, diperlukan solusi transportasi yang terintegrasi dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dan Integrated Transportation System (ITS).

Beberapa solusi dan kebijakan yang kami tawarkan baik dari pihak sekolah, pemerintah, serta keluarga dan masyarakat untuk menciptakan sistem transportasi yang aman, nyaman, efisien, dan ramah lingkungan bagi siswa.

Dengan pendekatan kolaboratif, sistem transportasi sekolah dapat dioptimalkan untuk meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan siswa.

Olehnya itu solusi dan kebijakan transportasi sekolah sebagai sebuah solusi sistem transportasi yang aman dan efisien untuk siswa di BSD yaitu adanya penyediaan bus atau mobil antar-jemput sekolah guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Dengan adanya bus sekolah maka akan mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan kemudian perlu penyediaan fasilitas parkir sepeda gratis sebagai dukungan terhadap mobilitas ramah lingkungan. dan perlu ada pengembangan aplikasi sistem jemputan yang terintegrasi dengan lokasi siswa guna meningkatkan efisiensi perjalanan.

Selanjutnya tawaran solusi dan kebijakan pihak pemerintah adalah pemerintah menyediakan angkutan umum khusus siswa dengan rute yang disesuaikan untuk mendukung aksesibilitas.

Penetapan tarif transportasi umum yang lebih rendah bagi siswa guna meningkatkan keterjangkauan. Subsidi pembelian sepeda bagi siswa berprestasi dengan jalur khusus sepeda untuk meningkatkan keamanan. Pengembangan sistem transportasi berbasis aplikasi yang mendukung carpooling dan ride-sharing guna mengurangi kemacetan dan emisi karbon.

Selain Itu peran serta pihak keluarga masyarakat sebagai solusi sistem transportasi yang aman dan efisien untuk siswa di BSD adalah menghitung perencanaan anggaran transportasi sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga. Pengaturan jadwal antar-jemput siswa yang berkoordinasi dengan aktivitas orang tua untuk efisiensi waktu dan biaya.

Penggunaan transportasi kecil seperti minivan atau e-motor untuk mengakomodasi mobilitas siswa dalam kelompok kecil dan penyediaan sepeda bagi siswa untuk perjalanan jarak dekat sebagai alternatif ramah lingkungan.

Selanjutnya yang menjadi catatan penting setelah sekolah, pemerintah dan orang tua atau masyarakat telah mendapatkan solusi sistem transportasi yang baik untuk siswa maka harus memperhatikan keamanan kenyamanan, efisiensi, regulasi, manajemen dan ramah lingkungan:

Kolaborasi antara pihak sekolah, pemerintah, dan keluarga sangat penting untuk menciptakan sistem transportasi yang murah dan efisien bagi siswa di kota besar.

Sistem transportasi yang optimal harus mempertimbangkan jangkauan, biaya, keamanan, efisiensi rute, serta integrasi dengan transportasi publik. Solusi terbaik mencakup kombinasi bus sekolah, angkot berbasis langganan, carpooling, dan jalur sepeda yang aman.

Dengan perencanaan keuangan yang baik, orang tua dapat memastikan pendidikan anak-anak mereka tetap berkualitas sesuai kemampuan finansial.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang sangat berharga, sehingga pemilihan sekolah dan pengelolaan biaya pendidikan harus dilakukan dengan bijaksana untuk masa depan yang lebih baik.

Artikel ditulis oleh Setyoko dan Merry Mardianti
Mahasiswa Magister Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan Universitas Pancasila

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya