Berita

Pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di sekolah/Ist

Politik

Miris, Realisasi MBG Masih Banyak Gunakan Produk Impor

JUMAT, 14 FEBRUARI 2025 | 01:45 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Baru-baru ini, berita yang cukup mencengangkan melanda program Makan Bergizi Gratis (MBG). Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Risbang) Kemendikti Saintek, Fauzan Adziman, mengatakan, program MBG masih mengandalkan produk yang berasal dari luar negeri alias impor.

Terkait itu, Direktur Merah Putih Stratejik Institut (MPSI) Noor Azhari miris mendengar info yang disampaikan Kemendikti Saintek 

“Kok bisa program MBG ini jadi undercontrol seperti ini? Petinggi BGN (Badan Gizi Nasional) sebagai pelaksana program MBG harus dievaluasi total oleh Presiden Prabowo karena gagal melaksanakan program prioritas pemerintahan," ucap Noor Azhari kepada RMOL, Kamis malam, 13 Februari 2025.


Menurutnya, program MBG sesuai yang dikampanyekan Presiden Prabowo Subianto seharusnya turut memperkuat swasembada pangan hingga sektor UMKM.  
" Dalam janji kampanyenya jelas, program MBG ini akan memperkuat sektor mikro dan UMKM dengan memberdayakan Warteg, Warsun dan sejenisnya, loh kenapa sekarang bahan bakunya impor? Sungguh ironis sekali tata kelola MBG ini,” tegasnya.

Ia juga mempersoalkan kinerja Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang sudah menelurkan kebijakan impor komoditas pangan, terutama dalam menghadapi Ramadan dan Lebaran 2025.

“Ini harus dievaluasi total, lembaga-lembaga yang terkait dengan kesuksesan program MBG, mulai dari BGN, Bapanas dan Kementerian Pertanian,” tandasnya.

Dirjen Risbang Kemendikti Saintek, Fauzan Adziman menyatakan tidak hanya bahan baku, tapi alat-alat yang digunakan untuk mendukung program MBG, seperti alat penyimpanan hingga pengelolaan makanan juga didatangkan dari luar negeri.

"Karena banyak produk yang dipakai di MBG masih produk-produk impor sehingga yang penting adalah bagaimana kami membangun ekosistem. Jadi ekosistem ini hal yang kita bangun dari riset dan pengembangan," kata Fauzan di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025.

Terpisah, Kepala Bapanas Arief Prasetyo menjelaskan pemerintah tengah mempersiapkan kebijakan yang mengatur impor daging kerbau beku sebanyak 100 ribu ton dari India.

Kebijakan ini diambil untuk memastikan ketersediaan stok daging menjelang Ramadan dan Lebaran 2025 tercukupi. 

“Yang sebelum ini kan tidak ada daging kerbau (di neraca komoditas). Tadi itu ada penugasan daging kerbau. 100 ribu ton. (Penugasan bisa dilakukan) tapi harus masuk neraca komoditas," ungkap Arief usai rapat terkait neraca komoditas di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya