Berita

Ilustrasi/Net

Nusantara

Pasrah Dirumahkan Demi Efisiensi Anggaran Negara

KAMIS, 13 FEBRUARI 2025 | 03:33 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Kebijakan pemerintah terkait Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi dan Penyesuaian Anggaran mulai dirasakan dampaknya oleh sejumlah pegawai kontrak dan konsultan di berbagai instansi pemerintah. 

Tyas, salah satu staf konsultan di kantor pemerintah pusat bidang perencanaan pembangunan harus rela menerima kenyataan pahit setelah dirumahkan akibat kebijakan tersebut.

Ia mengungkapkan kisahnya mengenai bagaimana keluarganya sedang menghadapi tantangan ekonomi yang berat.


"Anakku masih kecil-kecil, mereka sekolah SD dan yang besar sekolah SMP, mereka memang beruntung karena bisa mendapatkan program makan gratis di sekolah. Itu sangat membantu kami. Tapi di sisi lain, saya harus kehilangan pekerjaan karena efisiensi anggaran," tutur Tyas dalam keterangannya yang diterima redaksi, Rabu malam, 12 Februari 2025.

Ia mengaku keputusan tersebut sangat mempengaruhi kondisi keuangan keluarganya. Sebagai ibu dari tiga anak, ia sebelumnya mengandalkan pendapatannya sebagai konsultan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Kini, setelah dirumahkan, Tyas harus memutar otak mencari sumber penghasilan baru.

"Kami mencoba berhemat di semua lini. Program makan gratis di sekolah anakku sangat membantu, tapi itu belum cukup untuk menutup semua kebutuhan rumah tangga," lanjutnya. 

Meski demikian, Tyas tetap berusaha tegar dan mencari peluang lain agar tetap bisa menyokong keluarganya.

Kebijakan efisiensi anggaran ini bertujuan untuk menyesuaikan alokasi belanja pemerintah di tengah situasi ekonomi yang sedang tidak stabil. 

Meski di satu sisi langkah ini dianggap penting demi menjaga kestabilan fiskal negara, di sisi lain dampaknya cukup besar bagi para pekerja kontrak dan konsultan seperti Tyas. 

"Harapan saya, semoga ada solusi terbaik dari pemerintah, khususnya bagi kami yang terdampak. Kami tentu ingin terus berkontribusi, tetapi juga butuh kepastian dalam pekerjaan," ungkapnya.

Meski situasi ini cukup berat, Tyas tetap berusaha positif. 

"Ini memang ujian berat, tapi saya percaya akan selalu ada jalan keluar," pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya