Berita

Anggota DPR Fraksi PDIP, Rieke Diah Pitaloka/RMOL

Politik

Diulas Rieke Diah Pitaloka

Selama Data Masih Amburadul, Anggaran Bansos Terus Bocor

RABU, 12 FEBRUARI 2025 | 05:15 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Baru-baru ini, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan menyebut hanya separuh bantuan sosial (bansos) dari Rp500 triliun yang mengalir kepada masyarakat.

Mantan Menko Maritim dan Investasi (Marves) tersebut membeberkan berbagai faktor gagalnya penyaluran itu, di antaranya masalah data ganda.

Anggota DPR Fraksi PDIP, Rieke Diah Pitaloka juga menyoroti permasalahan data yang mendera politik anggaran di Indonesia.


“Kebijakan (harus) berbasis pada riset nasional teknologi dan segala macam inovasi. Yang kedua, dari hasil riset itu harus menghasilkan data yang akurat. Nah, apakah akurat atau tidak? Nanti ini hubungannya politik anggaran nih,” ujar Rieke dikutip dari kanal Youtube KOMPASTV VODCAST pada Rabu, 12 Februari 2025.

Pemeran sosok ‘Oneng’ dalam serial ‘Bajaj Bajuri’ tersebut menjelaskan bahwa dalam sejarah Indonesia, para pendiri bangsa sudah merancang segala kebijakan berbasis data yang akurat.

“Para founding fathers dan founding mothers kita yang merumuskan road map pembangunan pertama Indonesia mengatakan Depernas (Dewan Perancang Nasional) dulu namanya Bappenas itu, Depernas. Tidak akan menggunakan, tidak mungkin menggunakan data-data yang tidak akurat. Karena data-data yang tidak akurat hanya mengalihkan pikiran. Jadi kayak manipulasi statistik lah,” ungkapnya.

Menurut dia, sebaik apapun kebijakan pembangunan dan berapapun besarnya anggaran, jika datanya tidak akurat maka akan menimbulkan ketidakmanfaatan buat rakyat. 

“Kalau datanya, basis data kebijakan pembangunan itu tidak aktual, tidak relevan, tidak menggambarkan kondisi dan kebutuhan rakyat, sudah pasti tidak tepat, sekarang sudah pasti terjadi kebocoran anggaran,” bebernya.

Lanjut Anggota DPR asal Dapil Jawa Barat VII itu, bicara basis data harus dimulai dari tata pemerintahan terbawah, yaitu data desa kelurahan, bahkan RT dan RW.

“Sehingga kemudian yang penting berikutnya adalah Demokratik Rural Development, pembangunan desa yang demokratis yang berbasis pada data,” jelasnya.

Ia kemudian mencontohkan fenomena pada 2021, terdapat penghapusan 52,5 juta data ganda sehingga anggaran bansos Rp126 triliun berhasil diselamatkan.

“Selama tidak diubah, tidak dibenahi data dasarnya, maka akan ada setiap tahun loss untuk bansos saja Rp126 triliun. Sekarang, Pak Luhut mengatakan bahwa Rp500 triliunan tidak tepat sasaran. Sekarang (baru) ngomong, padahal kita udah neriakinnya dari lama,” pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya