Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Bank Dunia: Ekonomi yang Mendukung Sektor Swasta Berkembang Lebih Maju

SELASA, 11 FEBRUARI 2025 | 11:12 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sektor swasta Indonesia berperan sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, menurut Director of the Global Indicators Group Bank Dunia Norman Loayza, sektor ini berkontribusi besar terhadap lapangan kerja, investasi, dan penerimaan negara.

Berbicara dalam acara The Business Environment in Indonesia: Exploring the Worldbank's Business Ready Report di Jakarta baru-baru ini, Norman mengatakan, sektor swasta sudah menjadi raksasa ekonomi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. 

"Sektor ini mempekerjakan sekitar 90 persen orang. Sektor ini memproduksi dan berinvestasi sekitar tiga perempat dari total, dan memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan pemerintah, yaitu 80 persen," ujar Norman dikutip Selasa 11 Februari 2025. 

Agar sektor ini dapat berkembang secara optimal, Norman menilai diperlukan lingkungan bisnis yang kondusif. Hal ini menjadi fokus utama dalam laporan perdana Business Ready atau B-Ready yang dirilis oleh Bank Dunia.

Laporan B-Ready menggarisbawahi bahwa ekonomi yang memiliki lingkungan bisnis tidak kondusif cenderung stagnan, sementara ekonomi yang mendukung sektor swasta dapat berkembang lebih maju.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,02 persen (yoy) dengan capaian kumulatif 5,03 persen (ctc) menunjukkan kontribusi besar sektor swasta. Namun, menurut Norman, tantangan tetap ada untuk memastikan sektor ini tetap dinamis dan inovatif.

"Tidak ada negara yang mampu berkembang tanpa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Saat ini, sektor swasta di Indonesia telah menjadi kekuatan ekonomi yang besar," katanya.

Dalam laporan tersebut, terdapat sepuluh indikator utama yang menentukan kesiapan bisnis suatu negara, mulai dari kemudahan mendirikan usaha, akses terhadap layanan utilitas, hingga regulasi perpajakan dan penyelesaian sengketa komersial.

Kemudian ada tiga pilar utama dalam pengukuran ini yang meliputi, yang pertama, kerangka regulasi - mencakup peraturan yang harus dipatuhi oleh perusahaan selama siklus hidupnya.

Kedua, layanan publik - mencakup infrastruktur dan layanan yang mendukung kepatuhan terhadap regulasi. 

Ketiga, efisiensi operasional - menilai sejauh mana regulasi dan layanan publik mempermudah kegiatan bisnis. 

Negara dengan lingkungan bisnis yang kurang kondusif cenderung mengalami stagnasi ekonomi, sementara negara yang mendukung sektor swasta akan berkembang lebih pesat.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Uni Eropa Ancam Balas AS Kalau Terapkan Tarif Baru untuk Baja dan Aluminium

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:31

Guyuran Hujan Tak Halangi Prabowo Sambut Erdogan di Halim

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:26

Pagar Laut Bekasi Akhirnya Dibongkar

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:22

BREN-CUAN Prajogo Rontok Lagi, IHSG Ambruk di 6.531

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:21

Ini Alasan Komisi II DPR Gelar Rapat Tertutup dengan DKPP

Selasa, 11 Februari 2025 | 19:13

Dilibas AI, Tingkat Pengangguran di Sektor Teknologi AS Melonjak Drastis

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:55

Prabowo Jangan Boros soal Kebijakan Efisiensi Anggaran Sebab Kawannya Setan

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:45

Legislator PDIP Heran Baleg Minta Pemerintah Buru-buru Kirim DIM RUU Minerba

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:41

Prabowocare Ubah Kebiasaan Lama dalam Pengelolaan Keuangan Negara

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:30

Tim U-20 Indonesia Matangkan Game Plan Jelang Hadapi Iran

Selasa, 11 Februari 2025 | 18:25

Selengkapnya