Berita

Sugeng Suparwoto/RMOL

Politik

DPR Monitor Penggeledahan Kejagung di Kantor Anak Buah Bahlil

SENIN, 10 FEBRUARI 2025 | 21:42 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memastikan terus memonitor penggeledahan yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) di kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Senin, 10 Februari 2025.

"Kita ikuti aturan saja. Kita ikuti, bagi kami di Komisi VII DPR terus memantau, terus mengikuti," ujar Wakil Ketua Komisi XII DPR RI dari Fraksi Nasdem, Sugeng Suparwoto, kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta.  

Sejak awal, lanjutnya, beberapa pihak telah dimintai keterangan dan bahkan ada yang digeledah oleh Penyidik Kejagung. 

Sugeng juga menegaskan pentingnya mengetahui apa yang sedang disidik oleh Kejaksaan Agung, yang kabarnya terkait dengan impor crude (minyak mentah), mengingat volume impor Indonesia yang cukup besar. Saat ini menyasar kementerian ESDM yang dinakhodai Bahlil Lahadalia.

“Yang kita dengar adalah menyangkut tentang impor crude, crude itu adalah minyak mentah, karena betul impor kita cukup besar,” ungkap Ketua DPP Partai Nasdem ini.

Sugeng menjelaskan bahwa sebelumnya tata kelola perniagaan migas berada di bawah Pertamina, dengan adanya Petral yang mengatur perdagangan minyak mentah. Namun, kini Pertamina Hilir dan Kilang Pertamina menjadi pengelola utama, yang mengetahui volume yang diperlukan untuk kebutuhan BBM bersubsidi maupun non-subsidi.

Menurut Sugeng, impor crude menjadi penting karena total lifting Indonesia hanya sekitar 600 ribu barrel per day, jauh dari kebutuhan nasional. 

“Inilah mungkin dalam mekanisme tata kelola yang ada mungkin aparat hukum mau menyidik kalau ada penyimpangan-penyimpangan dari sisi pengadaan BBM ini, baik Crude maupun BBM. Karena crude itu minyak mentah, BBM itu barang jadi yang sudah jadi BBM. Saya kira itu,” tuturnya. 

Meski demikian, Sugeng berharap agar proses penyidikan ini tidak mempengaruhi psikologi kerja para pihak terkait. 

“Kita hanya berharap mudah-mudahan pemeriksaan penegakan APH ini tidak mempengaruhi psikologi kerja secara keseluruhan. Kenapa? Kita memerlukan ketenangan kerja," ujarnya.

“Kita memerlukan kecermatan semua bahwa dari aspek pengawasan memang penting supaya tidak terjadi malpraktek atau moral hasrat atau korupsi dan sebagainya. Kenapa? Karena BBM adalah menyangkut hajat hidup orang banyak yang sudah menjadi urat nadi ekonomi kita. Maka dengan tata kelolanya harus betul-betul prudent,” demikian Sugeng.

Sebelumnya, Kejaksaan Agung menggeledah Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Senin, 10 Februari 2025.

Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar pun mengonfirmasi penggeledahan ini.

"Infonya begitu (digeledah)," kata Harli saat dikonfirmasi.

Meski membenarkan, nampaknya Harli belum dapat berkata banyak soal penggeledahan tersebut.

Harli berjanji akan memberikan informasi bila penggeledahan sudah rampung dilakukan penyidik.

"Yang terinfo tadi di sana ada penggeledahan. Kita himpun data dulu," kata Harli.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Pangkas Anggaran Kementerian, Prabowo Lebih Peduli Rakyat Kecil

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:30

Bursa Asia Menguat di Selasa Pagi

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:22

Guncangan Politik Rumania, Presiden Klaus Iohannis Pilih Mundur

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:19

Butuh 15 Regulasi Kewenangan Khusus Pasca Status Berubah Jadi DKJ

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:17

Jokowi Harusnya Tak Olok-olok SBY soal Hambalang

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:14

Kebijakan Trump Bikin Dolar AS Menguat di Selasa Pagi

Selasa, 11 Februari 2025 | 09:05

Bursa Eropa Sumringah, Indeks Utama Kompak Naik

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:42

Menuju Bahaya Oligarki

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:29

Saham-saham Teknologi Melonjak, Bursa AS Ditutup Menghijau

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:18

Mbak Ita dan Suaminya Dikabarkan Kembali Diperiksa Hari Ini

Selasa, 11 Februari 2025 | 08:10

Selengkapnya