Berita

Sri Mulyani saat tiba di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin, 14 Oktober 2024/Net

Politik

Sri Mulyani Pangkas Anggaran Potensial Ganggu Program Prabowo

JUMAT, 07 FEBRUARI 2025 | 21:42 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pemangkasan anggaran kementerian dan lembaga (K/L) oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, diprediksi akan mengganggu realisasi program-program Presiden Prabowo Subianto. 

Analisa itu disampaikan Founder Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, saat dihubungi Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, pada Jumat, 7 Februari 2025.

"Efisiensi yang dilakukan secara brutal, itu juga berdampak pada program-program di luar dari MBG (makan bergizi gratis)," ujar Bhima. 

Salah satu yang paling disadari masyarakat, pemangkasan anggaran sangat tidak sesuai dengan kondisi pemerintahan sekarang ini, dimana jumlah kementerian jauh lebih banyak ketimbang pemerintahan sebelumnya. 

"Jadi efisiensi ini kan juga kontradiksi sebenarnya, karena di satu sisi nomenklatur kementrian/lembaganya tidak diubah. Jadi bayangkan, kementerian makin banyak, tapi ada efisiensi anggaran," urainya. 


Bhima menyebutkan contoh efek yang akan terjadi, apabila efisiensi anggaran benar-benar akan dijalankan selama setahun ini. 



"Ya, misalnya program-program di level Kementrian Perdagangan, Kementrian Perindustrian untuk mendorong industri berdaya saing ekspor membuka pasar-pasar ekspor alternatif, itu susah. Padahal kan di era perang dagang Amerika jilid kedua yang meluas ya, tidak hanya Amerika versus China," tutur Bhima. 



"Jadi kita harus diplomasi internasionalnya juga membuka alternatif perdagangan. Tapi rapat-rapat, kemudian perjalanan dinas dipangkas. Ini agak-agak sulit ya. Kemudian untuk menjalankan hilirisasi, terutama hilirisasi produk pertanian, itu kan harus koordinasi dengan pemerintah daerah," sambungnya. 



Oleh karena itu, dia meyakini dampak dari pemangkasan anggaran K/L akan menyasar pada pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2025.



"Itu artinya efisiensi bisa mengganggu tercapainya program dan juga akan membuat pertumbuhan ekonomi 2025 diperkirakan 4,7 persen. Jadi ini juga hal yang harusnya dikaji dulu oleh pemerintah, sebelum melakukan efisiensi-efisiensi anggaran ini," demikian Bhima menambahkan.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya