Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Kesepakatan Kereta Api Pakistan-Tiongkok Senilai Rp5,6 Triliun Gagal

RABU, 05 FEBRUARI 2025 | 10:13 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kerjasama pembangunan transportasi besar antara Pakistan dan Tiongkok senilai 349 juta dolar AS atau Rp5,6 triliun berujung gagal.

Bogie kereta impor yang dirancang untuk kecepatan tinggi ternyata tidak sesuai dengan rel yang ada, sehingga proyek tersebut terhenti. 

Kesepakatan ini awalnya dipuji sebagai langkah penting dalam meningkatkan infrastruktur perkeretaapian Pakistan yang sudah tua.


Namun, laporan terbaru mengungkapkan bahwa bogie impor tidak dapat dipasang karena perbedaan spesifikasi desain dan lebar rel. Akibatnya, proyek yang seharusnya menjadi lompatan besar bagi transportasi Pakistan kini menghadapi ketidakpastian.  

Seorang pengamat transportasi menyoroti permasalahan ini sebagai kegagalan koordinasi yang fatal. 

"Bagaimana mungkin proyek sebesar ini disetujui tanpa mengevaluasi kesesuaian teknologi dengan infrastruktur lokal?" kata dia, seperti dikutip dari Page3News pada Rabu, 5 Februari 2025. 

Kegagalan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai transparansi dan pengawasan dalam pengadaan proyek bernilai tinggi. Beberapa kritikus menilai bahwa dana sebesar Rp5,6 triliun yang sangat dibutuhkan Pakistan di tengah krisis ekonomi, kini sia-sia.  

“Ini menunjukkan kelemahan besar dalam perencanaan dan manajemen proyek. Seharusnya ada studi teknis menyeluruh sebelum melakukan pembelian,”* ujar seorang analis kebijakan publik.  

Kementerian Perkeretaapian Pakistan telah berjanji untuk menyelidiki bagaimana kesalahan besar ini bisa terjadi. Namun, hingga kini belum ada solusi konkret yang ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut.  

Sementara itu, pemerintah Pakistan yang sedang menghadapi tekanan keuangan semakin didesak untuk lebih bijak dalam mengalokasikan sumber daya. 

Untuk saat ini, gerbong kereta yang mahal itu kemungkinan akan tetap terbengkalai, dan rencana modernisasi transportasi publik masih dalam ketidakpastian.  

Kesepakatan yang seharusnya menjadi simbol kerja sama strategis antara Pakistan dan Tiongkok kini justru menjadi bukti kegagalan manajemen proyek yang dapat memberikan dampak luas pada sektor transportasi negara tersebut.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya