Salwan Momika ketika melakukan aksi pembakaran Al Quran di Stockholm, Swedia/Net
Pria keturunan Irak, Salwan Momika yang terkenal setelah melakukan beberapa aksi pembakaran Al Quran di Swedia dikabarkan tewas tertembak.
Pengadilan Distrik Stockholm mengatakan sidang putusan pengadilan atas kasus pembakaran Al Quran ditunda karena salah satu terdakwa meninggal.
Momika dan seorang terdakwa lainnya didakwa pada bulan Agustus dengan tuduhan hasutan kebencian karena pernyataan yang mereka buat terkait dengan pembakaran Al Quran. Vonis seharusnya dijatuhkan pada Kamis pagi, 30 Januari 2025.
Seorang hakim di pengadilan, Göran Lundahl pada Jumat, 31 Januari 2025 mengonfirmasi bahwa yang meninggal adalah Momika. Tetapi ia mengaku tidak memiliki informasi apa pun tentang kapan atau bagaimana Momika kehilangan nyawanya.
Sementara itu, Polisi Swedia melaporkan ada kejadian penembakan pada Rabu malam, 29 Januari 2025 di sebuah gedung apartemen di Sodertalje, dekat Stockholm, dan menemukan seorang pria dengan luka tembak yang kemudian meninggal.
Penyiar
SVT melaporkan bahwa korbannya adalah Momika.
yang dilaporkan ditembak di sebuah rumah di kota Sodertalje dekat Stockholm pada hari sebelumnya.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dalam sebuah konferensi pers berjanji pihaknya akan melakukan penyelidikan mendalam atas kematian Momika.
“Saya dapat meyakinkan Anda bahwa dinas keamanan terlibat secara mendalam karena jelas ada risiko adanya hubungan dengan kekuatan asing,” kata dia, seperti dimuat
Al Jazeera.Momika, yang berusia 38 tahun, melakukan beberapa pembakaran dan penodaan kitab suci umat Muslim di Swedia pada tahun 2023.
Video pembakaran Al-Quran yang viral di seluruh dunia, menimbulkan kemarahan serta kritik di beberapa negara Muslim, yang menyebabkan kerusuhan dan keresahan di banyak tempat.
Momika datang ke Swedia dari Irak pada tahun 2018 dan diberikan izin tinggal tiga tahun pada tahun 2021.
Momika berpendapat bahwa protesnya menargetkan agama Islam, bukan orang Muslim. Dia mengaku ingin melindungi penduduk Swedia dari pesan-pesan Al-Quran.
Polisi Swedia mengizinkan demonstrasi yang dilakukannya, dengan alasan kebebasan berbicara, sambil mengajukan tuntutan terhadapnya.
Maret lalu, ia ditangkap di negara tetangga Norwegia setelah menyatakan akan mencari suaka di sana, dan akhirnya dipulangkan ke Swedia.