Berita

Warga melintasi jalan beton yang rusak tergerus abrasi pantai di Mangunharjo, Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu, Kota Semarang/RMOLJateng

Nusantara

Abrasi Ancaman Nyata di Pesisir Jawa

SABTU, 25 JANUARI 2025 | 14:14 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Abrasi hingga penurunan tanah masih menjadi ancaman serius bagi wilayah pesisir pantai di Indonesia. Berdasarkan sebarannya, bencana alam ini terjadi di wilayah pantai utara (pantura) Jawa, Lampung, Sulawesi, hingga Bali.

Kondisi serupa terjadi di pesisir Tangerang, tepatnya di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji yang belakangan viral setelah ada temuan pagar bambu.

Pengakuan Ketua RT 06 Kejaron 11, Desa Kohod, Rudianto (35), abrasi sudah terjadi sejak lama, di mana batas empang yang awalnya menjadi pemisah antara daratan dan lautan saat ini telah tergerus.


Ia menyebut sejak tahun 2000-an, air laut mulai mendekat ke daratan hingga menenggelamkan empang warga yang telah menjadi lahan pencari nafkah. Dalam ingatannya, daratan sekitar 1 km yang dulu masih ada kini berubah menjadi perairan. 

"Air sudah mulai ke sini, karena abrasi dekat empang," kata Rudianto dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu, 25 Januari 2025.

Desa Kohod, kata dia, dulunya cukup luas dan menjadi tempat tinggal bagi banyak keluarga yang mengandalkan laut dan empang sebagai sumber pendapatan.

Perubahan ini membuat sebagian besar warga yang memiliki empang memilih untuk tidak lagi merawatnya, karena usaha itu sia-sia jika nantinya harus digusur oleh air laut yang terus bergerak maju.

Kondisi ini sejalan dengan catatan Pemerintah Kabupaten Tangerang. Berdasarkan data Pemkab, sekitar 579 hektare lahan hilang akibat abrasi dalam periode 1995 sampai tahun 2015. Ada beberapa faktor yang mengakibatkan abrasi, salah satunya pembukaan lahan hutan mangrove untuk dijadikan tambak.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya